Kenapa Sering Memikirkan Hal yang Belum Selesai?

Alpas Fellas, pernahkah kamu mengalami hilang fokus karena memikirkan jawaban soal yang belum terpecahkan? Atau merasa penasaran dengan ending novel yang tak sempat selesai dibaca malam hari sampai kepikiran seharian? Ternyata kejadian yang kamu alami itu disebut Zeigarnik Effect.

Efek Zeigarnik adalah kecenderungan untuk mengingat tugas atau peristiwa yang terganggu atau tidak lengkap lebih mudah daripada tugas yang telah diselesaikan. Fenomena ini ditemukan oleh Bluma Zeigarnik, seorang psikolog wanita asal Rusia yang juga murid dari Bapak Psikologi Sosial Modern, Kurt Lewin. Saat Bluma menikmati makanannya di restoran di Vienna, ia memperhatikan bahwa para pelayan mengingat dengan baik pesanan yang belum dibayarkan, dan lupa detail pesanan tersebut saat sudah dibayarkan. Dari sinilah efek Zeigarnik berasal.

Dalam penelitian pertamanya, Zeigarnik meminta menyelesaikan tugas-tugas sederhana seperti menempatkan manik-manik pada tali, menyusun puzzle, atau menyelesaikan masalah matematika. Di pertengahan, Zeigarnik menghentikan aktivitas tersebut dan menundanya selama satu jam. Setelah penundaan, Zeigarnik meminta para peserta untuk menggambarkan apa yang telah mereka kerjakan. Dia menemukan bahwa mereka yang pekerjaannya terganggu dua kali lebih mungkin mengingat apa yang telah mereka lakukan daripada mereka yang benar-benar menyelesaikan tugas.

Ia juga menemukan bahwa peserta dewasa mampu mengingat tugas yang belum selesai 90 persen lebih sering daripada mereka melakukan tugas yang selesai. Studi awal Zeigarnik dijelaskan dalam sebuah makalah berjudul “On Finished and Unfinished Tasks” yang diterbitkan pada tahun 1927.

Banyak penelitian yang dilakukan untuk menguji keabsahan teori tersebut. Pada tahun 1953, psikolog John A. Atkinson menyatakan bahwa ingatan tentang tugas yang ditunda juga melibatkan aspek lain seperti motivasi. Dengan kata lain, peserta dengan motivasi tinggi akan mengingat dengan jelas tugas yang tertunda, sementara peserta dengan motivasi rendah justru akan melupakannya. Sementara penelitian yang dilakukan oleh seorang Psikolog Inggris John Baddeley pada 1963 mendukung teori Zeigarnik.

Meski begitu, efek Zeigarnik memiliki banyak manfaat dan diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan seperti terapi untuk orang yang mengalami prokrastinasi (menunda-nunda pekerjaan), gaya belajar yang efektif, peningkatan produktivitas dalam melakukan pekerjaan secara multitasking. Efek Zeigarnik juga digunakan di bidang bisnis dan periklanan untuk menarik lebih banyak pelanggan.

Dalam segi kesehatan mental, efek Zeigarnik dapat meningkatkan kesejahteraan mental dengan memotivasi seseorang untuk menyelesaikan tugas, mengembangkan kebiasaan yang lebih baik, dan menyelesaikan masalah yang masih ada. Keberhasilan penyelesaian tugas yang diberikan dapat memberikan rasa pencapaian sambil meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri. Pengembangan pekerjaan produktif dan kebiasaan belajar juga dapat berkontribusi pada rasa kedewasaan pribadi dan pertumbuhan diri. Selain itu, seseorang yang dapat menemukan penutupan untuk peristiwa yang memicu stres kemungkinan akan mengalami dampak positif jangka panjang pada kesejahteraan psikologis.

 

Ditulis oleh: Nurul Izzatur R

Sumber:

Cherry, K. (2019). An overview of the zeigarnik effect and memory, diakses dari https://www.verywellmind.com/zeigarnik-effect-memory-overview-4175150

Psychologist World. (2018). The zeigarnik effect explained, diakses dari https://www.psychologistworld.com/memory/zeigarnik-effect-interruptions-memory

Good Therapy. (2016). Zeigarnik effect, diakses dari https://www.goodtherapy.org/blog/psychpedia/zeigarnik-effect

 

Write a comment