Semakin hari teknologi dunia semakin canggih ya, Alpas Fellas. Beberapa tahun yang lalu kita hanya bisa melihat keindahan dunia maya lewat layar kaca. Namun kini kita bisa berinteraksi langsung dengan dunia maya lewat Virtual Reality (VR). Biasanya VR lebih sering digunakan untuk simulasi penerbangan, militer, atau dunia hiburan. Tapi kini VR bisa juga digunakan sebagai psikoterapi untuk mengatasi berbagai gangguan psikologis, lho! Wow, hebat banget, ya!
Dalam jurnal Behavioral and Cognitive Psychotherapy, kombinasi antara Cognitive-Behavioral Therapy (CBT) dan teknologi Virtual Reality (VR) dapat mengatasi Social Anxiety Disorder (SAD) atau Gangguan Kecemasan Sosial.
Pada studi tersebut, terapis memberikan CBT pada 15 pasien dengan generalized SAD. Pasien disuguhkan lingkungan yang bisa menimbulkan kecemasan bagi mereka. Para pasien harus melalui 16 sesi VR dengan durasi 1 jam ditiap sesinya. Setiap minggu mereka akan melakukan 2 sesi dimana setiap sesi diberikan satu dari empat lingkungan virtual yaitu jalan, bus, kafe, atau supermarket.
Hasilnya, meskipun ada 2 pasien yang keluar dari peneltian, 13 diantaranya menunjukkan adanya perubahan. Dilaporkan adanya penurunan kecemasan saat menghadapi pertemuan dan interaksi sosial dan tingkat ketakutan menurun saat melakukan aktivitas harian. Selain itu gejala depresi pun mengalami penurutan dan tingkat kualitas hidup menjadi lebih baik setelah diberikan terapi.
Meskipun lingkungan virtual yang diciptakan tidak nyata, ternyata VR mampu menimbulkan reaksi psikologis dan fisik yang signifikan bagi pasien SAD. Temuan ini memberikan bukti awal bahwa terapi berbasis VR dapat efektif dalam mengatasi kecemasan sosial. Walaupun begitu, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk melihat perbandingan efektivitas antara VR-CBT dan CBT biasa. Dengan begitu, kita bisa mengetahui apakah VR-CBT bekerja lebih cepat dan lebih baik atau tidak dari CBT biasa tanpa VR.
Wah, pembahasan mengenai penggunaan VR dalam terapi psikologis ini memang selalu menarik ya, Fellas. Lingkungan pemicu yang disediakan oleh VR juga cukup aman dan sempurna untuk latihan. Bagi pasien yang cenderung enggan melakukan terapi karena langsung merasa cemas, VR bisa jadi salah satu alternatif untuk pengobatan. Selain efektif, teknologi VR pun aman, mudah diakses, interaktif, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Bagaimana? Apakah Alpas Fellas tertarik untuk mencobanya?
Ditulis oleh: Syifa Zunuraina
Sumber: Dolan, E. W. (2019, April). Virtual reality-based therapy shows promise in the treatment of social anxiety disorder. Retrieved from https://www.psypost.org/2019/04/virtual-reality-based-therapy-shows-promise-in-the-treatment-of-social-anxiety-disorder-53433