Psikologi Dibalik Tradisi Memberikan Hadiah Saat Hari Natal

Perayaan Natal identik dengan pemberian kado untuk orang-orang tersayang. Nah, tahukah kamu bahwa apa yang dibeli atau bagaimana kita memberikannya dapat memperlihatkan bagaimana diri kita. Selain itu, dapat mencerminkan juga bagaimana hubungan kita dengan penerima hadiah. Memberi kado ternyata dapat dijelaskan secara psikologis, loh.

 

Sejarah memberi hadiah

Ritual memberi hadiah sudah dilakukan sejak dahulu. Manusia gua suka memberikan batu unik atau gigi binatang untuk memperkuat hubungan sosial. Bahkan, orang Mesir kuno menimbun berbagai hadiah bersama orang yang telah tiada dengan harapan dapat melindungi mereka di kehidupan selanjutnya.

 

Mengapa kita memberikan hadiah?

Pada dasarnya, memberikan hadiah adalah cara kita untuk menunjukkan rasa syukur, apresiasi, cinta atau loyalitas. Beberapa alasan kita memberikan hadiah adalah sebagai berikut:

  • Memberikan hadiah akan membangun atau memperkuat hubungan spesial diantara pemberi dan penerima hadiah.
  • Seringkali, terdapat ekspektasi bagi penerima untuk memberikan kembali barang yang bernilai serupa.
  • Seringkali juga kita memberi hadiah kepada pihak yang tidak bisa membalas hadiah kita. Seperti anak-anak, hewan, atau saat berdonasi. Jika kita melakukan hal seperti itu, hormon dopamine akan aktif di otak dan membuat kita merasa bahagia karena membantu orang lain.
  • Hadiah kita gunakan sebagai simbol untuk menyampaikan perasaan dan kasih sayang kita kepada orang lain.
  • Mendapatkan hadiah akan selalu membuat kita merasakan sesuatu, baik kebahagiaan ataupun rasa kecewa. Namun, niat baik, perasaan, dan pikiran dibalik hadiah tersebutlah yang menjadi poin utama. Kita seringkali menaruh makna simbolis terhadap hadiah dan memikirkan bahwa seseorang memikirkan kita melalui hadiah tersebut.

 

Psikologi Sosial dan ritual memberi hadiah

Saat memberi hadiah, nilai sentimental melebihi nilai keuangan dari hadiah tersebut. Memberi hadiah prosesnya beragam tergantung dari budaya masing-masing. Namun, ada satu hal yang tak pernah berubah dalam memberi hadiah : niat. Sebagai makhluk sosial, seringkali kita menekankan pada niat dan motivasi seseorang. Alasan dibalik hadiah tersebut dibeli dan bagaimana hadiah itu diberikan dapat mempengaruhi bagaimana reaksi penerima hadiah tersebut. Semakin terlihat niat baik kita saat memberi hadiah, semakin besar penerima merasa spesial dan senang.

Selain itu, teori Psikologi Sosial yang berkaitan dengan pemberi hadiah adalah bias egosentrisme. Yaitu, kecenderungan untuk seringkali berasumsi bahwa orang lain itu sama dengan kita dibandingkan kenyataannya. Memilih hadiah yang cocok terkadang sulit. Di banyak waktu, seringkali kita membelikan hadiah yang kita sukai, bukan yang penerima benar-benar sukai.

Nah, Fellas. Semoga artikel ini dapat menambah pandanganmu terhadap memberi hadiah. Bagi Alpas Fellas yang merayakan Natal, semoga hari Natal-mu dipenuhi kebahagiaan ya. Merry Christmas!

 

Ditulis Oleh: Ria Khairunnisa

Sumber:

Ghuman, P., & Johnson, M. (2019, December 10). The Psychology of Gift-Giving During the Holidays. Retrieved from https://www.popneuro.com/neuromarketing-blog/psychology-consumer-behavior-gift-giving-christmas-shopping-holiday?format=amp.

Nn. (2018, November 28). The Psychology Behind Gift Giving. Retrieved from https://hellograds.com/news/psychology-behind-gift-giving/

Write a comment