6 Tips Asertif Agar Lebih Mampu Ungkapkan Keinginan

Apa itu asertif? Asertif adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan hal-hal yang kita pikirkan, inginkan, dan rasakan kepada orang lain meskipun bertolak belakang dengan pandangan umum. Asertif dikatakan sebagai mengenali diri dengan baik, berani “speak up” atas apa yang dipikirkan, dan tetap menghargai perasaan orang lain.

Menjadi asertif memang tidak mudah, Fellas. Seringkali orang mengatakan asertif sama dengan egois atau agresif, padahal kita bisa menjadi tegas tanpa perlu menyerang orang lain. Lalu, bagaimana caranya menjadi asertif tanpa dipandang negatif? Simak beberapa tips berikut ini ya, Fellas!

 

 

Beranikan diri untuk berkata tidak

 

Berani mengatakan tidak bukanlah hal yang buruk. Menetapkan batasan yang sehat adalah hal penting untuk dapat memiliki hubungan yang juga sehat.

Katakan kebutuhan dengan jelas

 

 

Perjelas apa yang kita pikirkan dan butuhkan secara spesifik untuk menghindari kesalahpahaman, dengan tetap menghormati pandangan orang lain. Sebagai contoh, daripada mengatakan kita memilih A dibanding B, tambahkan penjelasan mengapa kita memilih A dan apa kelebihannya. Contoh lainnya adalah berbicara dari sudut pandang “aku” yang biasanya membuat orang lain tidak terlalu defensif. Daripada mengatakan: “Kamu egois, tidak mengerti masalahku,” kita dapat berkata: “Aku lelah dan aku butuh bantuan lebih banyak dengan hal ini.”

Ulangi pemahaman kita tentang sudut pandang orang lain

 

 

Mengulangi pemahaman kita tentang apa yang orang lain inginkan menandakan kita tidak egois. Sebagai contoh, mulailah dari kalimat, “Aku paham alasanmu memilih B, namun, …”

Hindari pemahaman bahwa pemikiran kita adalah yang terpenting

 

 

Pikirkan orang lain di setiap keputusan karena kita tidak hidup sendirian. Menjadi asertif boleh, namun tetaplah pahami bahwa semua keputusan itu baik dan semua orang berhak memiliki pandangan yang berbeda. It’s okay to be different, but don’t be selfish.

Abaikan kritik atas sikap asertif kita

 

 

Ketika ada pemikiran yang berbeda, tentu kita tidak bisa menghindari kritik dari orang lain. Namun, menjadi asertif berarti kita berani berdiri di atas diri sendiri.

Kurangi perasaan bersalah

 

 

Bersikap asertif bisa jadi sulit, terutama jika selama ini kita bersikap pasif atau menjadi seorang people-pleaser. Pikiran negatif seperti “Aku adalah orang jahat karena tidak meminjamkan uang kepada teman” tentu dapat muncul. Kita dapat menggantinya dengan mantra positif, misalnya: “Aku boleh memiliki stabilitas keuangan dan tidak menempatkan diri dalam risiko.” Ingat bahwa tidak ada yang salah dari berpegang pada pendapat pribadi dan bersikap tegas penting untuk kesejahteraan mental kita. 

 

Nah, dari 6 tips di atas, mana yang sudah Alpas Fellas terapkan? Yuk, kita mulai bersama dan tetap ingat bahwa asertif bukanlah egois. Asertif adalah keberanian dan itu menyehatkan!

 

Ditulis oleh: Lutfia Dyah Ayu

Sumber:

Reynold, M. (2019). How to Be Effectively Assertive, Five steps for being assertive without being aggressive. Psychology today. Diakses dari: https://www.psychologytoday.com/us/blog/wander-woman/201912/how-be-effectively-assertive

Tartakovsky, M. (2018). Five Tips to Increase Your Assertiveness. PsychCentral. Diakses dari: https://psychcentral.com/lib/5-tips-to-increase-your-assertiveness/2/?li_source=LI&li_medium=popular17

Write a comment