“Masa iya kamu mengalami itu? Perasaan kamu aja kali”.
“Jangan lebay deh, masa begitu aja kamu cemas.”
“Kenapa share tentang depresi kamu di sosmed? Mau cari perhatian ya?”
Apakah kalimat-kalimat itu terdengar familiar, Fellas? Ketika memiliki masalah kesehatan mental, salah satu tantangan terbesar adalah memberitahukan atau membicarakan kondisi kesmen kepada orang lain. Berbagai stigma yang ada mengenai kesehatan mental selama ini membuat kebanyakan orang enggan membicarakannya. Terutama jika mengungkapkannya lewat media sosial yang akhir-akhir ini sering dilakukan beberapa para penyintas. Masih ada orang yang memandang sebelah mata dan melakukan hate speech kepada penyintas. Akibatnya, bagi individu lain yang mengalami masalah kesehatan mental menjadi sungkan untuk mencari pertolongan. Padahal upaya yang perlu dilakukan agar bisa pulih dari masalah kesehatan mental adalah kemauan untuk terbuka dan mencari bantuan. Bantuan tersebut bisa didapatkan baik melalui tenaga profesional ataupun sekedar bercerita kepada orang terpercaya.
Gerakan untuk berani speak up mengenai masalah kesehatan mental pun mulai banyak dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan stigma. Meskipun begitu, tak jarang mereka justru mendapat respons negatif. Banyak yang merespons bahwa mereka hanya sedang mencari sensasi dan perhatian. Tak jarang juga yang justru mengecilkan kesulitan yang dialaminya dengan mengatakan bahwa itu tanda kelemahan atau kurangnya ibadah.
Bungkam jadi pilihan karena khawatir mendapat respon yang tidak menyenangkan.
Hal-hal tersebut juga yang menjadi alasan mengapa individu dengan masalah kesehatan mental sulit untuk terbuka mengenai kondisinya. Alasan yang membuat mereka lebih memilih untuk bungkam, memendam perasaan mereka, dan memasang topeng bahwa mereka baik-baik saja. Kebanyakan khawatir orang lain akan menilai mereka buruk dan aneh, lalu meninggalkan dan menjauhi mereka. Mereka takut orang lain merespons dengan perkataan buruk atau tidak menggubris sama sekali. Di satu sisi, mereka juga tidak ingin orang lain jadi memperlakukan mereka dengan berbeda karena kondisinya.
Terbuka akan kondisi kesehatan mental bisa berdampak positif.
Berbagai kekhawatiran dan ketakutan untuk speak up tentang kondisi mental health tersebut tentunya normal dimiliki. Namun, jika kita bisa melewatinya dan berani untuk terbuka dengan permasalahan yang mengganggu kita, tentunya berbagai dampak positif bisa didapatkan. Percayalah bahwa akan ada banyak orang di sekitarmu yang benar-benar ingin membantu, mendengarkan permasalahanmu dan tidak menilai buruk dirimu. Bisa jadi itu anggota keluargamu, temanmu, pasanganmu atau orang lain di hidupmu. Semakin banyak orang yang terbuka untuk membicarakan pentingnya kesehatan mental, maka semakin besar juga stigma yang bisa kita hancurkan.
Don’t be afraid to speak up about your mental health ya, Fellas!
Ditulis oleh : Ria Khairunnisa
Sumber tulisan:
BBC. (2018, December 5). Mental Health : Why is it hard to talk about problems? – CBBC Newsround. Retrieved from https://www.bbc.co.uk/newsround/amp/46425575
Iestyn. (2018, December 5). Speak up and speak out about mental health. Retrieved from https://www.time-to-change.org.co.uk/blog/speak-and-speak-out-about-mental-health