7 Stigma Negatif Bunuh Diri yang Harus Dipatahkan

Stigma masyarakat mengenai bunuh diri menyebabkan munculnya mitos-mitos mengenai bunuh diri. Mitos tersebut bisa menyebabkan seseorang yang memiliki pikiran bunuh diri enggan meminta bantuan loh, Fellas. Agar kamu tidak kebingungan  lagi, kita pelajari mitos dan fakta seputar bunuh diri yang perlu diketahui yuk!

Mitos: Membicarakan bunuh diri atau menanyakan apakah seseorang memiliki keinginan untuk bunuh diri justru meningkatkan kecenderungan melakukan bunuh diri.

Fakta: Membicarakan tentang bunuh diri dapat menjadi kesempatan bagi seseorang yang memiliki pemikiran bunuh diri untuk mengkomunikasikan perasaannya. Namun, kita perlu berhati – hati dalam membicarakannya. Mulailah dengan pertanyaan sederhana seperti apakah ia memiliki niat untuk mengakhiri hidupnya dan alasan ia memiliki niat tersebut.

Mitos: Jika sudah berniat melakukan bunuh diri, tidak ada cara untuk menghentikannya.

Fakta: Bunuh diri tentu dapat dicegah. Krisis bunuh diri relatif terjadi sementara. Bantuan sederhana seperti menemani mereka, mendorong untuk membicarakannya, atau membantu menyusun rencana masa depan akan sangat berharga bagi mereka. Hal itu juga membantu dalam mengalihkan perhatiannya dari niat atau upaya melakukan bunuh diri. Namun, melakukan sesi konseling dengan Psikolog tetap sangat dibutuhkan.

Mitos: Semua yang memiliki pemikiran untuk bunuh diri terjadi karena mengalami depresi.

Fakta: Meski depresi berkontribusi pada kasus ini, depresi tidak selalu muncul pada orang yang memiliki keinginan bunuh diri.

Mitos: Kebanyakan orang yang berpikir tentang bunuh diri tidak pernah mencari tahu atau meminta bantuan mengenai masalah mereka.

Fakta: Nyatanya, mereka sering memberi tahu teman-temannya tentang pikiran dan rencana mereka. Remaja lebih cenderung meminta bantuan melalui gerakan non-verbal dibandingkan mengungkapkan situasi mereka secara verbal.

Mitos: Hanya orang tertentu yang memiliki keinginan untuk bunuh diri.

Fakta: Setiap orang memiliki potensi untuk melakukan bunuh diri. Depresi, penyalahgunaan zat, perasaan ditolak, dan amarah adalah beberapa contoh kondisi yang mendorong munculnya perilaku bunuh diri. Kemungkinan seseorang untuk melakukan bunuh diri lebih kecil jika ia tidak memiliki kondisi kecenderungan tersebut.

Mitos: Orang yang mengatakan ingin bunuh diri hanya mencari perhatian.

Fakta: Jangan meremehkan percobaan bunuh diri hanya sebagai alat mencari perhatian. Semua percobaan bunuh diri harus diperlakukan seakan mereka benar-benar akan melakukannya. Perhatian penting kita berikan karena dapat menyelamatkan hidupnya.

Mitos: Putus dari sebuah hubungan sering kok terjadi. Itu tidak bisa menjadi penyebab bunuh diri.

Fakta: Bunuh diri seseorang dapat dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya adalah hilang atau putus dari suatu hubungan.

Pentingnya mengedukasi diri sendiri tentang bunuh diri dapat membantu merendahkan kemungkinan seseorang untuk melakukan bunuh diri. Share info ini yuk agar semakin banyak mitos yang terbantahkan.

 

Ditulis oleh: Fajar Rahman

Sumber: DPHB. (2019) The Myths & Facts Of Youth Suicide. Retrieved from: http://suicideprevention.nv.gov/Youth/Myths/

Write a comment