Self-Partnered: Istilah untuk Kamu yang Single dan Happy

Alpas Fellas, pernah nggak ketika melakukan sesuatu sendirian kemudian ditanggapi orang lain dengan kata-kata seperti, “Sendirian aja, jomblo sih!” Atau ketika dalam kurun waktu tertentu tidak terlibat dalam hubungan romantis, ditanggapi dengan kalimat, “Ih nggak laku, ya?”

Menjadi single dalam lingkungan kita kerap kali dihubungkan dengan stigma seperti tidak laku, penyendiri, dan dipandang sebagai sesuatu yang negatif. People always talk as if being single is a bad thing, but that’s not always the case!

Kepada Majalah Vogue, Emma Watson, yang terkenal sebagai Hermione Granger di Harry Potter, memberikan pernyataan yang menuai pro dan kontra. Saat ditanya mengenai status hubungannya saat ini, ia mengungkapkan meski membutuhkan waktu lama, Emma merasa bahagia sebagai seorang self-partner.

Self-partnered merupakan keadaan dimana seseorang fokus menjadi bahagia dan utuh sebagai individu. Seseorang yang self-partnered tidak membutuhkan orang lain sebagai pasangan mereka agar dapat merasa cukup dan utuh. Tapi, bukan berarti seseorang yang self-partnered tidak pernah menjalin hubungan romantis atau berharap untuk tidak menikah di kemudian hari, Fellas. Hanya saja, mereka memilih untuk mengalokasikan waktu mereka untuk mengenali diri mereka terlebih dahulu.

Terus kenapa sih, harus ada istilah self-partnered? Apa yang salah dengan status single? Hal ini merupakan pertanyaan yang dipertanyakan oleh banyak orang. Jawabannya adalah karena stigma yang diberikan terhadap orang single. Menurut sebuah studi, single sangat lekat dengan sesuatu yang buruk, seperti kesendirian, keputusasaan, tidak menarik, bahkan menarik diri dari lingkungan. Menjadi self-partnered lebih dari sebuah rasa penasaran, hal ini merupakan identitas baru seutuhnya yang belakangan ini telah tersebar luas. Travis McNulty, seorang terapis, mengatakan bahwa hal ini dapat terjadi karena terdapat perubahan dalam memberi label terhadap sebuah hubungan. Istilah self-partner muncul karena generasi muda pada saat ini mengalami pergeseran ke arah individualitas. Hal tersebut menyebabkan generasi muda tidak mau diri mereka ditentukan oleh standar generasi sebelumnya. 

Menjadi self-partnered dihubungkan dengan nilai seperti kreativitas, mencoba hal-hal baru, dan self-actualization. Tidak hanya sampai disitu, ada keuntungan lainnya saat kamu menjadi self-partnered. Kamu bisa lebih fokus terhadap tujuan pribadi serta memiliki lebih banyak energi untuk teman dan keluarga. Selain itu, kamu juga bisa merasa  terlepas dari beban sosial akan butuhnya untuk mencari pasangan.

Jadi, gimana pendapat Alpas Fellas mengenai istilah baru ini?

 

Ditulis oleh: Alya Salsabiila 

Sumber: 

Emma Watson and the Rise of the “Self-Partnered”: Analysis. (n.d.). Retrieved from https://www.psychologytoday.com/us/blog/happy-singlehood/201911/emma-watson-and-the-rise-the-self-partnered-analysis

Page, D. (2019, November 11). Emma Watson says she’s ‘self-partnered’. Here’s what that means – and why it’s not a bad idea. Retrieved from https://www.nbcnews.com/better/lifestyle/emma-watson-says-she-s-self-partnered-here-s-what-ncna1078871

Write a comment