“Aku ngerasa nggak sehebat itu. Aku masih jauh banget dari kata sempurna. Apalagi aku ngerasa banget sekarang nilai-nilaiku turun drastis.”
Pernah merasa demikian, Fellas? Atau ada temanmu yang sedang merasa dengan kondisi yang sesuai dengan ungkapan diatas? Mengeluh karena prestasi akademiknya menurun dan merasa nilainya kurang memuaskan. Akhirnya jadi merasa rendah diri karena tidak bisa sesuai dengan apa yang diharapkan. Padahal, nilai-nilainya sudah sangat bagus bahkan diatas rata-rata. Kenapa dia bisa berpikiran seperti itu ya, Alpas Fellas?
Dalam dunia psikologi, keadaan ini dikenal dengan istilah Imposter Syndrome. Imposter syndrome terjadi ketika seorang individu merasa tidak kompeten, tidak cakap dalam suatu hal, atau merasa dianggap curang. Biasanya hal ini dirasakan oleh orang yang mempunyai standar pencapaian yang tinggi. Mereka pun memiliki kekhawatiran apabila orang lain menganggap mereka tidak baik dalam suatu hal (Ervin, 2018).
Sedangkan menurut Dalla-Camina (2018), imposter syndrome adalah pola perilaku dimana seseorang meragukan hasil pencapaian yang sudah dilakukan. Mereka biasanya menggangap pencapaian mereka adalah suatu keberuntungan karena sedang berada di waktu yang tepat. Mereka pun sering menolak pendapat orang lain bahwa mereka lebih baik, lebih pintar, dan lebih kompeten dari yang dipikirkan.
Memiliki standar tinggi atau menjadi perfeksionis, takut akan kegagalan, atau terlalu sering melihat prestasi orang lain membuat seseorang menjadi semakin terpuruk. Selain itu bisa menyebabkan stres, cemas, kepercayaan diri menurun, bahkan mengalami depresi.
Menurut Dalla-Camina (2018), bagi kamu yang sedang mengalami imposter syndrome, cobalah untuk menyuarakan ketakutan dan kekhawatiran dengan seorang mentor atau sekelompok teman yang memang sudah kamu percaya. Hal ini akan membantu Alpas Fellas untuk lebih menetralisir perasaan yang kamu rasakan dan menyadarkan dirimu bahwa kamu tidak sendiri. Selain itu, kamu bisa menuliskan pencapaianmu selama ini, keahlian yang dimiliki, dan kelebihanmu lainnya. Tujuannya agar kamu bisa melihat bahwa ada banyak kemampuan dalam dirimu yang bisa dibanggakan.
Jangan ragu untuk mengungkapkan keluh kesahmu kepada orang yang kamu percayai untuk mendapatkan feedback dan dukungan agar kepercayaan dirimu semakin meningkat, ya!
Ditulis oleh: Aulia Meytriasari F
Sumber: Ervon, A. (2018, Jan 30). Fight Back Against Imposter Syndrome. Retrieved from: https://www.psychologytoday.com/us/blog/open-and-diverse/201801/fight-back-against-imposter-syndrome