Postpartum Depression (PPD) adalah keadaan depresi pasca melahirkan biasanya dialami oleh seorang ibu terutama pada kelahiran anak pertama. Namun tahukah Fellas bahwa ternyata PPD juga bisa dialami oleh para ayah baru?
Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa Postpartum Depression (PPD) juga bisa dialami pada ayah yang baru memiliki anak pertama. Sayangnya, kurangnya informasi dan penelitian terhadap Postpartum Depression menyebabkan seseorang kesulitan untuk mendeteksi gejala dari depresi ini dan cara mengatasinya.
Tim peneliti UNLV, yang dipimpin oleh profesor Terapi Pasangan dan Keluarga, Dr. Brandon Eddy, menjelajahi berbagai blog, website, dan forum online untuk membahas Postpartum Depression. Melalui studi tersebut, ada lima fakta yang ditemukan tentang PPD pada ayah baru:
Kurangnya edukasi
Seorang ayah umumnya tidak tahu bahwa laki-laki juga dapat mengalami PPD dan terkejut ketika mengetahui bahwa ada seorang ayah baru yang mengalaminya. Beberapa laki-laki mengungkapkan bahwa mereka tidak mendapatkan informasi dari dokter megenai PPD dan hanya dituntut untuk fokus kepada kondisi istri yang sedang hamil.
Stigma gender yang ada di masyarakat
Banyak ayah yang merasa tertekan akan tuntutan peran gender tentang ‘lelaki harus tangguh’. Biasanya mereka malu untuk mengekspresikan perasaan takutnya agar tidak terlilhat lemah di hadapan istrinya. Selain itu, masih banyak laki-laki yang mengatakan kepada temannya bahwa menjadi bapak baru tidak boleh mengeluh.
Mengalami kewalahan
Banyak ayah baru merasa sulit untuk mengekspresikan emosi kebingungan, kelelahan, ketidakberdayaan, kesepian, dan perasaan terperangkap. Orang tua sering mengalami kurang tidur setelah bayi mereka lahir. Akibatnya, dapat memperburuk keadaan stres dan gejala depresi serta membuat mereka lebih mudah tersinggung dengan tangisan anak-anak mereka.
Perasaan membenci bayi
Biasanya seorang ayah mengungkapkan kegembiraan atas keliharan anaknya. Namun sebaliknya, ada beberapa ayah yang merasa benci akan anak mereka. Terkadang, ada ayah yang sangat menekan dorongan untuk tidak menyakiti bayi atau diri mereka sendiri.
Pengalaman pengabaian
Para ayah merasa diabaikan oleh istri, masyarakat, dan tenaga kerja kesehatan terkait kesehatan fisik dan mentalnya. Sayangnya hanya istri mereka yang dapat melakukan pemeriksaan psikologis apakah mengalami PPD atau tidak sedangkan suami tidak. Sebab, walaupun seorang ayah tidak melahirkan dan menyusui, tentu akan ada perubahan peran dan tanggung jawab yang mengubah kehidupannya. Hal ini menyebabkan seorang ayah juga bisa mengalami PPD dan merasa berjuang sendirian karena adanya pengabaian.
Ternyata gejala yang selama ini dikenal banyak menyerang ibu, bisa juga dirasakan oleh para ayah baru, ya, Alpas Fellas. Kesehatan mental memang tidak mengenal gender maka dari itu kita semua wajib memperhatikan keadaan diri sendiri. Bagikan info ini ke teman, keluarga, dan orang-orang di sekitarmu bahwa kesehatan mental tidak hanya milik perempuan saja.
Ditulis oleh: Rifky Zacharis Diandrio
Sumber:
Nauert, R. (2019, Mar 08). New Fathers Can Also Fall Prey to Postpartum Depression. Retrieved from: https://psychcentral.com/news/2019/03/09/new-fathers-can-also-fall-prey-to-postpartum-depression/143515.html?utm_campaign=meetedgar&utm_medium=social&utm_source=meetedgar.com