Pernah merasa sangat lelah dalam bekerja, bahkan sampai berpikiran untuk tidak masuk kerja? Coba cek penjelasan di bawah ini, mungkin masalahmu disebabkan oleh hal-hal berikut ini, Alpas Fellas.
Waktumu habis untuk bekerja.
Hari-harimu habis dengan kegiatan lembur setiap malam, pulang-pulang merasa letih, istirahat, dan keesokan paginya menjalani rutinitas yang sama. Apa lagi kalau sudah berkeluarga, sepulang kerja kamu masih harus mengurus pasangan, anak-anak, dan pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Jelas, tubuhmu akan terasa sangat lelah.
Kamu yang harus mengontrol segalanya.
Ada proyek besar! Atasan sudah menyuruhmu untuk bekerjasama dengan karyawan lain, tetapi kamu merasa mereka belum benar-benar paham mengenai pekerjaan tersebut sehingga kamu merasa harus kamu yang mengerjakannya. Kamu juga tidak mencari baby sitter untuk anakmu padahal sudah diizinkan oleh pasangan karena merasa tidak akan ada baby sitter yang cocok.
Keinginanmu untuk bisa mengontrol seluruh kegiatanmu ini adalah buah dari kecemasanmu karena tidak mempercayai orang lain. Kamu memikirkan hal buruk yang mungkin akan terjadi tanpa memikirkan untuk mencobanya terlebih dahulu.
Sulit mengatakan “tidak”!
Atasanmu kembali membebankan proyek besar kepadamu. Teman kerja memintamu membantunya untuk berganti shift kerja padahal kamu sudah berencana untuk istirahat minggu ini. Teman lain mengajakmu untuk membantunya menggalang dana amal. Dan kamu mengatakan “ya” untuk semua itu.
Terkadang kamu harus berstrategi dan realistis ketika dihadapkan pilihan seperti itu. Mengambil proyek dan membantu teman mungkin akan menguntungkanmu di kemudian hari, tapi membantu temanmu ketika kamu seharusnya bisa beristirahat adalah sesuatu yang mungkin bisa ditunda dan belajarlah untuk mengatakan “tidak” untuk menolak ajakannya.
My Job is My Life.
Kamu tidak pernah mengatakan “tidak” karena setiap kerja keras yang kamu lakukan mendapatkan pengakuan dan pujian dari orang-orang di sekitarmu. Hal tersebut membuatmu kecanduan dan menjadi kepribadianmu. Kamu melekat dengan pekerjaanmu dan kamu bisa-bisa berpikir bahwa kata-kata “pensiun” tidak akan pernah ada dalam hidupmu.
Kamu mencoba kabur dari sesuatu.
Tanpa pekerjaan, kamu merasa eksistensimu akan hancur. Kamu menganggap pekerjaanmu akan menjadi alasan setiap masalah yang akan muncul. Seperti pertanyaan, “kenapa belum menikah?” “karena saya sibuk bekerja”. Saat ada masalah di rumah, kamu menjadikan lelah karena pekerjaan sebagai alasanmu untuk tidak mengurusnya. Kamu mencoba menghindari sesuatu dan bekerja adalah alasan kamu untuk berlindung.
Setelah mengetahui hal-hal penyebab tadi, berhentilah sejenak dan pikirkan bahwa sebenarnya banyak pilihan yang bisa kamu pilih dan kamu bisa menolak sesuatu yang tidak perlu dilakukan. Menentukan sebuah pilihan tidak berarti kamu harus menyenangkan orang lain, karena yang harus diperhatikan pertama adalah dirimu sendiri.
Ditulis oleh: Aulia Meytriasari F
Sumber:
https://www.psychologytoday.com/us/blog/fixing-families/201810/burned-out-six-sources-one-solution