Ketika Nonton Konser Musik Malah Alami Pelecehan Seksual

Rara (bukan nama sebenarnya), pernah mengalami kejadian yang tidak menyenangkan saat sedang menonton konser. Saat konser dimulai, ia maju ke baris paling depan agar bisa menikmati musisi kesukaannya lebih dekat. Namun ketika sudah menikmati beberapa lagu, disitulah hal yang tidak mengenakkan terjadi. Ia merasa ada yang memegang bagian dadanya. Tentunya ia jelas marah. Ingin mencari si pelaku, tetapi tidak ingat wajahnya. Rara hanya mengingat pelakunya seorang laki-laki, lebih tinggi darinya, kurus, serta berkulit kecoklatan. Kejadian itu lantas membuat Rara menjadi hancur. Sulit baginya untuk kembali menikmati konser musik kesukaannya lagi.

Padatnya penonton yang datang, keadaan saling dorong ketika konser musik berlangsung menjadi salah satu kondisi yang biasa terjadi. Dari sini biasanya pelaku mengambil celah untuk melakukan pelecehan seksual. Pelaku pun lebih berani karena tak jarang korban tidak bisa memperhatikan dengan jelas bagaimana kondisi fisik pelaku. Salah menuduh orang, bukannya mendapat bantuan malah membuat keributan saat acara berlangsung. Kejadian pelecehan seksual ini pernah terjadi di salah satu konser musisi Indonesia pada bulan Oktober lalu.

Bagi korban pelecehan seksual, mengalami rasa tidak nyaman, kecemasan, depresi, hingga gangguan stres pascatrauma (PTSD) bisa saja terjadi. Korban akan sulit mengungkapkan dan menenangkan kondisi psikisnya setelah kejadian sehingga tubuh akan mengalami kewalahan. Mereka juga akan mengalami perasaan tidak berharga karena telah dilecehkan.

Selain psikis, gejala fisik juga ditunjukkan ketika mengalami pelecehan seksual mulai dari sakit kepala, nyeri otot, dan lemas. Selain itu, ada bagian otak kita yang menangani emosi berada tepat di samping batang otak yang berhubungan dengan fungsi-fungsi yang tidak disengaja seperti detak jantung dan pernapasan. Menurut Dr. Helen Wilson, seorang psikolog klinis dengan spesialisasi trauma mengatakan bila neurotransmitter yang ada di otak juga bisa ditemukan pada usus. Orang seringkali berpikir bahwa stres hanya berpengaruh pada aspek psikologis, nyatanya fisik dan psikis saling terhubung satu sama lain. Itulah sebabnya kita cenderung sakit ketika mengalami stres dan semakin konstan jika tidak langsung ditangani.

Tidak hanya Indonesia, di luar negeri pun kejadian serupa pernah terjadi. Di Inggris, dua laki-laki ditangkap karena melakukan pelecehan seksual pada penonton perempuan saat menonton konser. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh OMMB (Our Music My Body), 92% perempuan yang mengikuti survei tersebut pernah mengalami pelecehan seksual. Oleh karena itu, kasus ini ternyata bukan hal baru di dunia acara musik namun perhatian atas kasus ini masih belum mendapat perhatian khusus.

Sebagai musisi, Kunto Aji, dan Baskara Putra mencoba membuat gerakan sebagai tanda jika ada penonton yang membutuhkan pertolongan pertama. Lewat GIF bertuliskan SOS, mereka berharap dapat membantu penonton yang mengalami kejadian tidak menyenangkan saat menonton konser. Nantinya GIF tersebut bisa terlihat dari jauh dan panitia bisa memberikan pertolongan pertama.

 

Ditulis oleh: Raihani Haurannisa

Sumber: 

Alaidrus, F. (2019, October 23th). Cerita-Cerita Pelecehan Seksual dalam Gempita Konser. Retreieved from: https://tirto.id/cerita-cerita-pelecehan-seksual-dalam-gempita-konser-ej96

Claflin Jr, L. (2018, June 25th). Are There Solutions for Sexual Harassment at Concerts? Retrieved from: https://efficientgov.com/blog/2018/06/25/are-there-solutions-for-sexual-harassment-at-concerts/

Dieppa, I. S. (2018, May 2, 2018). Women Are Being Harassed at Music Festivals in Scary Numbers—WTF Is Going On? Retrieved from:  https://www.marieclaire.com/culture/a20054368/sexual-misconduct-at-music-festivals/

Spector, N. (2017, Oct 13th). The Hidden Health Effects Of Sexual Harassment. Retrieved from: https://www.nbcnews.com/better/health/hidden-health-effects-sexual-harassment-ncna810416

Write a comment