Alpas Fellas, siapa yang tidak kenal Albert Einstein, fisikawan yang menginspirasi? Tidak hanya menginspirasi, ia kerap disebut sebagai seorang jenius dengan kecerdasan bawaan yang melimpah.
Studi tentang kerja keras versus kecerdasaan bawaan yang menginspirasi
Namun ternyata, Einstein mungkin tidak begitu menginspirasi seperti yang banyak orang pikirkan. Studi yang diterbitkan di Basic and Applied Social Psychology mengungkapkan hasil yang menarik. Tahukah Fellas, sebenarnya kerja keras adalah yang benar-benar menginspirasi seseorang untuk menekuni STEM*, dan bukan kecerdasaan bawaan.
Penelitian ini digagas oleh Danfei Hu dari Universitas Penn State bersama rekannya, dan terdiri dari 176 partisipan. Partisipan dibagi ke dalam dua kelompok dan diminta mendengar kisah dari salah satu ilmuwan, yaitu Einstein atau Edison. Seperti yang kita ketahui, Einstein terkenal sebagai sosok jenius dan kesuksesannya berasal dari bakat, sementara Edison masyhur dengan kerja kerasnya.
Setelah itu, partisipan diminta untuk mengisi survei. Contoh pernyataan dalam survei: “hanya orang jenius yang bisa menjadi ilmuwan”, “Anda memiliki sejumlah kecerdasan, dan Anda tidak dapat mengubahnya”. Partisipan juga diminta untuk menyelesaikan tugas matematika. Hasilnya, partisipan yang mendengar kisah Edison cenderung berpikir bahwa bakat bukan hal utama yang diperlukan untuk menjadi ilmuwan hebat. Mereka juga percaya bahwa kecerdasan dapat diubah seiring berjalannya waktu. Yang lebih menarik, kelompok ini bekerja lebih baik dalam tugas matematika, menunjukkan bahwa mereka termotivasi dari kisah ilmuwan yang terkenal dengan etos kerjanya.
Studi kedua tentang dampak ketenaran pada motivasi dan inspirasi
Peneliti kemudian merekrut 162 partisipan untuk studi kedua. Kelompok partisipan pertama membaca tentang ilmuwan fiksi yang tidak pernah mereka dengar bernama Mark Johnson, dan kelompok selanjutnya membaca tentang Einstein.
Hasilnya, partisipan yang membaca tentang Mark Johnson—ilmuwan pekerja keras—cenderung tidak percaya bahwa kejeniusan bawaan diperlukan untuk sukses. Partisipan dalam kelompok Mark Johnson juga berprestasi lebih baik dalam tes matematika. Sementara itu, partisipan yang membaca tentang Einstein berpikir sebaliknya. Ini menunjukkan bahwa seorang ilmuwan yang tidak terkenal sebenarnya dapat menjadi panutan yang lebih efektif dibandingkan seorang ilmuwan “jenius” yang terkenal.
Mengapa pekerja keras lebih menginspirasi daripada seorang jenius?
Tim peneliti menyimpulkan bahwa terpapar oleh ilmuwan dengan stereotip “jenius” membuat orang merasa kecerdasan adalah sebuah syarat untuk sukses. Seolah-olah, memiliki kecerdasaan bawaan adalah keharusan, dan bukan hanya sebagai keuntungan tambahan. Banyak orang tidak melihat diri mereka sebagai pribadi yang brilian, sehingga kinerja serta motivasi mereka untuk berprestasi berkurang. Sementara, keberhasilan seseorang seperti Edison tampak lebih mungkin untuk dicoba, tentang bagaimana kesuksesan terkait dengan usaha dan kerja keras.
*Footnote. STEM: Science, Technology, Engineering, and Mathematics
Ditulis oleh: Kinanti Priscilla Natalie
Diedit oleh: Qurrota Aini
Sumber:
Reynolds, E. (2020). Hard Workers Are More Inspiring Than Geniuses. Retrieved from:
http://digest.bps.org.uk/2020/04/07/hard-workers-are-more-inspiring-than-geniuses/