Alpas Fellas, pernahkah kamu mendengar tentang Sindrom Munchausen? Menurut DSM 5, Munchausen Syndrome memiliki nama lain yaitu Factitious Disorder dan merupakan sebuah kondisi gangguan kesehatan mental. Penderita sindrom ini biasanya akan bertindak seolah-olah mereka memiliki masalah fisik atau mental, walaupun sebenarnya mereka benar-benar tidak sakit. Perilaku ini tidak terjadi begitu saja lho, Fellas. Seseorang dengan sindrom Munchausen akan sering bertindak dengan sengaja seperti sedang sakit padahal kenyataannya tidak demikian. Orang-orang dengan gangguan buatan ini memiliki keinginan untuk dianggap sakit atau terluka tanpa imbalan eksternal yang jelas, seperti keuntungan pribadi atau finansial. Mereka menyadari penipuan yang mereka lakukan, tetapi mereka mungkin tidak melihat bahwa itu adalah masalah. Tujuan utama mereka adalah mengasumsikan peran sakit untuk membuat orang lain memperhatikan dan merawat mereka.
Lalu, gejalanya seperti apa ya?
Orang-orang dengan gangguan ini dapat berbohong atau memalsukan gejala, serta melukai diri sendiri hingga menyebabkan gejala. Selain itu, mereka bisa memalsukan atau mengubah catatan medis dan tes (seperti mencemari sampel urin dengan darah). Hal tersebut dilakukan agar terlihat seakan-akan mereka ataupun orang lain sedang sakit. Jika orang tersebut mungkin memang memiliki kondisi medis, mereka membesar-besarkan atau dengan sengaja memperburuk gejalanya. Sehingga orang lain memandang mereka (atau lainnya) lebih sakit atau terganggu daripada yang sebenarnya. Orang dengan kondisi ini dapat mencari perawatan medis yang berlebihan di berbagai rumah sakit atau klinik dan dengan penuh semangat menyetujui atau meminta prosedur medis.
Apa penyebabnya?
Penyebab dari gangguan ini belum bisa diketahui secara pasti, tapi risiko untuk mengalami kondisi ini adalah mengalami trauma masa kecil, depresi, gangguan kepribadian, dan bekerja di bidang kesehatan. Gangguan ini biasanya muncul sebagai perilaku menipu yang berulang. Timbulnya gangguan ini umumnya terjadi pada awal masa dewasa. Sering kali juga muncul setelah seseorang dirawat di rumah sakit karena kondisi medis atau kejiwaan. Ketika gangguan ini dimunculkan pada orang lain, gangguan tiruan dapat muncul setelah rawat inap dari korban individu.
Bagaimana penanganannya?
Individu dengan sindrom Munchausen memang secara aktif mencari pengobatan untuk berbagai gangguan yang mereka buat. Namun, biasanya mereka justru tidak mau mengakui dan mencari pengobatan untuk sindrom yang sebenarnya. Kondisi ini bisa diatasi dengan psikoterapi. Terapis dapat mencoba untuk mengidentifikasi dan menantang kebenaran dari pemikiran dan perilaku orang tersebut (ini dikenal sebagai terapi perilaku-kognitif). Sesi terapi juga dapat membantu mengungkap dan mengatasi masalah psikologis yang mendasari munculnyaperilaku tersebut.
Ditulis Oleh: Raihani Haurannisa
Sumber:
Stacey, D. (2019, September 24th). Munchausen Syndrome Overview.
Retrieved from : https://www.verywellmind.com/what-is-munchausen-s-syndrome-4139959