Menghadapi Kasus COVID-19 di Indonesia dengan Penuh Harapan

Saat ini, COVID-19 menjadi satu-satunya hal konsisten yang dibicarakan oleh masyarakat Indonesia. Ketika wabah COVID-19 bermula di Wuhan, Cina, Desember lalu, tidak ada yang menyangka bahwa virus tersebut akan menjadi sebuah pandemi. Sementara di Indonesia, per tanggal 27 Maret 2020, terhitung 893 kasus COVID-19 yang terkonfirmasi, 46 sembuh, dan 87 orang meninggal. Live report mengenai jumlah kasus COVID-19 di Indonesia dapat dilihat melalui website https://kawalcovid19.id/.

Semenjak COVID-19 tersebar secara global, imbauan untuk melakukan physical distancing ramai digaungkan. Physical distancing dapat dipahami dengan berbagai perilaku seperti menjaga jarak dengan orang lain atau menghindari keramaian. Selain itu perilaku ini juga menganjurkan untuk tidak bersalaman dengan orang lain dan tinggal di rumah apabila mulai merasa sakit. Seseorang juga dapat melakukan karantina diri, tinggal di rumah selama 14 hari dan tidak berinteraksi dengan orang lain meski sehat. Karantina ini dilakukan terutama bagi mereka yang telah merasakan gejala-gejala COVID-19. Meskipun perilaku ini tidak menjamin untuk menghilangkan penyebaran COVID-19, namun jika seluruh masyarakat disiplin dalam menerapkan physical distancing, persebaran virus dapat semakin berkurang

Dampak dari pemberitaan COVID-19

Maraknya pemberitaan mengenai COVID-19 dapat membuat masyarakat menjadi cemas. Contohnya, masyarakat yang sudah berusaha melakukan physical distancing pasti merasa geregetan saat melihat ada warga yang malah berlibur ke Pantai Carita. Kecemasan ini dapat membuat masyarakat takut untuk berkegiatan sehari-hari. Tapi, kecemasan ini dapat diatasi dengan mendistraksi diri dengan hal-hal yang menyenangkan, berolahraga, juga membatasi diri terhadap paparan media. Kita bisa memilih waktu membaca berita hanya di pagi hari saja atau waktu tertentu lainnya lalu melanjutkan kegiatan seperti biasa.

Data global persebaran COVID-19

Data terkait COVID-19 secara global menunjukkan adanya 532.692 kasus, dengan jumlah kematian 24.075 dan kesembuhan sebanyak 122.672 kasus. Hal ini berarti sembuh dari COVID-19 bukanlah hal yang tidak mungkin. Meski begitu, selagi kita mampu, berdiam diri di rumah adalah pilihan terbaik untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.

Yuk, kita sikapi situasi ini dengan bijak, Fellas! Mari mempraktekkan physical distancing, mendoakan tenaga medis yang berjuang di garda terdepan, serta memberikan donasi semampu kita. Hal sederhana seperti memberantas hoax seputar COVID-19 di grup Whatsapp keluarga juga bisa jadi kontribusi yang bagus, lho. Pada akhirnya, kita harus bahu-membahu sesuai peran masing-masing untuk menghadapi pandemi ini. Percayalah, pandemi ini pasti berlalu. Stay safe and keep doing the best, Fellas!

 

Ditulis oleh: Olga Meidelina

 

Sumber

Appleby, J. (2020). Self-Quarantine? Isolation? Social Distancing? What they mean and when to do them. Diakses pada tanggal 19 Maret 2020 dari https://www.npr.org/sections/health-shots/2020/03/16/816490025/quarantine-self-isolation-social-distancing-what-they-mean-and-when-to-do-them

detikNews. (2020). Ingatkan social distancing, Jokowi cerita pantai carita-puncak malah lebih ramai. Diakses pada tanggal 19 Maret 2020 dari https://news.detik.com/berita/d-4945220/ingatkan-social-distancing-jokowi-cerita-pantai-carita-puncak-malah-lebih-ramai

Phillips, S. (2020). The CoronaVirus: Social-Distancing as Reducing Contagion Now. Diakses pada tanggal 19 Maret 2020 dari https://blogs.psychcentral.com/healing-together/2020/03/the-corona-virus-social-distancing-as-reducing-contagion-now/

Saltz, G. (2020). How to manage your anxiety over the never-ending stream of bad news. Diakses pada tanggal 19 Maret 2020 dari https://www.health.com/condition/stress/anxiety-bad-news

John Hopkins Coronavirus Resource Center. (2020). Diakses pada tanggal 27 Maret 2020 dari https://coronavirus.jhu.edu/map.html

Write a comment