World Down Syndrome Day, Apa yang Perlu Diketahui?

Setiap tanggal 21 Maret, dunia memperingati Hari Down Syndrome Internasional. Adanya peringatan tersebut merupakan sebuah upaya untuk memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran publik tentang Down Syndrome. Orang dengan Down Syndrome berhak untuk mendapatkan ruang dan kehidupan yang layak, sama seperti orang lainnya.

Acara untuk memperingati Hari Down Syndrome pertama kali dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2006, tepatnya di kota Geneva, Swiss. Lalu pada 19 Desember 2011, PBB mendeklarasikan tanggal 21 Maret sebagai Hari Down Syndrome sedunia. Pemilihan angka 21 sebagai Hari Down Syndrome sedunia ini ternyata memiliki filosofi di baliknya, Fellas! Ternyata, pemilihan ini berasal dari kondisi Down Syndrome yang memiliki triple copy dari kromosom ke-21. 

Kenalan sekilas dengan Down Syndrome, yuk!

Down Syndrome pertama kali ditemukan pada tahun 1866 oleh Dr. John Langdon Down. Down Syndrome merupakan kondisi kelainan genetik yang terjadi karena terdapat tiga buah kromosom 21, sementara orang normal biasanya hanya memiliki dua buah kromosom 21. Kromosom ekstra ini dapat mempengaruhi ciri fisik, kecerdasan, dan perkembangan seseorang secara keseluruhan. Orang dengan Down Syndrome memiliki ciri fisik seperti tinggi badan yang relatif pendek, kepala kecil, dan profil wajah yang datar. Sementara perkembangan kognitif dan kemampuan intelektual orang dengan Down Syndrome sangat bervariasi. Umumnya, anak-anak dengan Down Syndrome memiliki perkembangan sedikit lebih lambat daripada teman-teman mereka.

Tahukah Fellas, tidak ada pengobatan khusus untuk Down Syndrome. Orang yang memiliki kondisi ini akan mendapat perawatan untuk setiap masalah kesehatannya seperti halnya orang lain. Di Indonesia, angka prevalensi kasus Down Syndrome adalah sebesar 0,21% di tahun 2018. 

Down Syndrome dan masalah kesehatan mental

Anak-anak dengan Down Syndrome memiliki resiko yang lebih tinggi terkait masalah kesehatan fisik. Contohnya kelainan jantung, kepekaan terhadap infeksi mata, maupun kelainan pada bentuk otak. Tak hanya itu, orang dengan Down Syndrome juga seringkali berhadapan dengan kasus kesehatan mental dalam hidup mereka. Bahkan, anak-anak dengan Down Syndrome yang mengalami kondisi permasalahan medis ganda jauh lebih beresiko untuk memiliki kasus kesehatan mental. 

Umumnya, masalah kesehatan mental yang mereka alami antara lain seperti kecemasan, perilaku repetitif, kesulitan tidur, dan depresi. Masalah lainnya seperti kondisi spektrum autistik, dan masalah dengan neuropsikologis yang dikarakteristikan oleh pesatnya penurunan kemampuan kognitif.

Lalu, karena sebentar lagi Hari Down Syndrome Sedunia akan tiba, apa yang bisa kita lakukan? Nah, Alpas Fellas bisa memberikan dukungan penuh dan tanpa judgement kepada orang dengan Down Syndrome. Ingatlah bahwa seseorang dengan Down Syndrome dapat melakukan banyak hal seperti yang dilakukan orang lain, dan tentu saja tetap membutuhkan kehangatan dalam relasi. ❤

 

Ditulis oleh: Raihani Haurannisa

Diedit oleh: Qurrota Aini

Sumber:

Crosta, P. (December 6, 2017). What to know about Down syndrome. Retrieved from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/145554#what_is_down_syndrome

Kementrian kesehatan. https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-down-syndrom-2019-1.pdf 

National Down Syndrome Society. What Are the Major Mental Health Related Concerns in Persons With Down Syndrome? Retrieved from: https://www.ndss.org/resources/mental-health-issues-syndrome/

Write a comment