Apa Alpas Fellas ingat film “A Beautiful Mind” yang menceritakan kehidupan ahli matematika, John Nash? John digambarkan memiliki gangguan skizofrenia. Fellas mungkin familiar dengan gangguan tersebut, tetapi kali ini, kita akan membahas gangguan skizoafektif. Wah, apa bedanya, ya?
Skizoafektif adalah gangguan yang ditandai dengan kombinasi gejala skizofrenia, termasuk halusinasi atau delusi, dan gejala gangguan mood, seperti mania dan depresi. Skizoafektif memiliki gejala yang mirip dengan skizofrenia dan bipolar sehingga orang dengan skizoafektif dapat mengalami kesalahan diagnosa.
Ada dua subtipe utama dari gangguan skizoafektif. Pertama adalah jenis bipolar, dengan gejala di dalamnya termasuk episode mania dan episode depresi. Sementara yang kedua adalah jenis depresi yang gejalanya hanya memiliki episode depresi. Perlu Fellas catat, gejala skizoafektif sangat bervariasi antar orang, dari mulai ringan hingga berat.
Gejala-gejala yang muncul diantaranya adalah:
- Delusi (keyakinan aneh atau salah yang sangat kuat pada diri seseorang, bahkan ketika telah ada fakta).
- Halusinasi (melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada).
- Mania, atau mendadak memiliki tingkat energi dan kebahagiaan yang tinggi tetapi tidak seperti karakter biasanya, munculnya perilaku berisiko.
- Gejala depresi (merasa kosong, sedih, tidak berharga, dan gejala depresi lain).
- Kesulitan dalam merawat diri (tidak mampu menjaga kebersihan atau penampilan).
- Masalah dengan komunikasi, hanya memberikan sebagian jawaban untuk pertanyaan atau memberikan jawaban yang tidak selaras.
- Kesulitan di tempat kerja, sekolah, atau di lingkungan sosial.
Nah, penanganan untuk skizoafektif bervariasi; tergantung pada jenis dan tingkat keparahan gejala. Biasanya, penanganan merupakan kombinasi dari penanganan untuk kedua kondisi (skizofrenia dan bipolar). Dalam beberapa kasus, rawat inap dapat diperlukan.
Penanganan gangguan skizoafektif termasuk:
Obat-obatan atau farmakoterapi
Obat antipsikotik (untuk mengelola gejala seperti delusi dan halusinasi), penstabil suasana hati (untuk tipe bipolar), dan antidepresan (untuk tipe depresi).
Psikoterapi
Terapi perilaku kognitif bagi individu bertujuan untuk membantu belajar tentang gangguan dan mengelola masalah sehari-hari terkait dengan gangguan tersebut. Terapi keluarga dapat membantu keluarga menjadi lebih baik dalam berhubungan dengan orang yang dicintai, sementara terapi kelompok membantu mengurangi isolasi sosial.
Pelatihan keterampilan hidup
Umumnya berfokus pada keterampilan kerja dan sosial, perawatan diri, dan kegiatan sehari-hari lainnya, termasuk manajemen uang dan manajemen rumah. Pelatihan ini dapat membantu meningkatkan komunikasi dan interaksi dengan orang lain mengurangi isolasi, serta meningkatkan kualitas hidup individu.
Tidak ada obat untuk gangguan skizoafektif, sehingga perawatan jangka panjang perlu dilakukan. Lewat perawatan yang tepat, orang dengan skizoafektif dapat bekerja, meningkatkan hubungan sosial, dan mengelola gejala. Ingat untuk tidak mendiagnosis diri sendiri ya, Fellas, dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional.
Ditulis oleh: Qurrota Aini
Sumber:
Hurley, K. (2019, April 16). Schizoaffective Disorder. Retrieved from: https://www.psycom.net/depression.central.schizoaffective.html
WebMD Medical Reference. (2019). Schizoaffective Disorder. Retrieved from: https://www.webmd.com/schizophrenia/mental-health-schizoaffective-disorder#1