Alpas Fellas, sulitnya memaafkan peristiwa menyakitkan di masa lalu terkadang menimbulkan luka. Luka yang terlalu lama dipendam bisa terwujud dalam bentuk amarah. Melepaskan amarah adalah proses yang membutuhkan komitmen, kesabaran, dan waktu. Yuk, simak 5 tips untuk melepaskan luka masa lalu:
Memberi waktu untuk berduka dan bersedih setelah mengalami penderitaan
Sebagai manusia, kita harus mengakui bahwa kita tidak berdaya untuk mengubah apa yang telah terjadi. Banyak kemarahan muncul dari membandingkan “apa yang mungkin terjadi”, atau berandai-andai tentang peristiwa yang berbeda. Dengan memberi waktu untuk berduka dan bersedih, kita berusaha melepaskan harapan atau keinginan tentang suatu peristiwa di masa lalu. Ingatlah, meskipun tidak dapat mengubah masa lalu, kita bisa mengupayakan yang terbaik untuk saat ini dan masa depan.
Mempelajari suatu keterampilan yang membantu melepaskan luka masa lalu
Berikutnya, Fellas harus memiliki keterampilan menenangkan diri (self-soothing) saat muncul ketegangan atau amarah. Memang, dibutuhkan ketahanan diri yang kuat untuk menghadapi perasaan tidak nyaman ini. Kita bisa belajar mengenali emosi dan mencoba menenangkan diri, daripada langsung melampiaskan kemarahan dengan meledak-ledak.
Mengasihi diri sendiri (self-compassion)
Mengasihi diri sendiri dapat mendukung proses melepaskan amarah. Self-compassion dapat memberi ruang untuk berdialog dengan diri sendiri mengenai hal-hal yang pantas untuk dipertimbangkan. Hal ini jadi menumbuhkan kesadaran bahwa kita tidak sendiri dalam penderitaan ini, sekalipun menjadi orang yang paling terluka. Selain itu, mengasihi diri dapat membantu mengenali kesalahan dan kelemahan kita yang merupakan dasar untuk menerima kesalahan orang lain. Mengasihi diri juga membutuhkan pilihan sadar untuk menikmati perhatian yang ditawarkan oleh orang lain dan lebih memerhatikan diri sendiri.
Terbuka akan hal-hal baik
Terkadang, luka masa lalu membuat kita tidak menyadari adanya hal-hal baik. Seringkali kita begitu mudah melihat segala sesuatu sebagai ancaman, kritik, dan kesulitan untuk menikmati kebaikan. Kita dapat berlatih secara konsisten untuk memerhatikan dan mengenali kebaikan-kebaikan di dunia mulai dari kebaikan oleh diri sendiri hingga dari orang lain.
Memaafkan
Pemaafan sejati lebih berkaitan dengan melepaskan emosi negatif daripada memaafkan perilaku seseorang. Ketika Fellas secara asertif memilih untuk memaafkan, maka sikap pemaafan ini akan terbentuk secara terus-menerus. Dalam memupuk pemaafan, penting bagi kita untuk merangkul konsep tentang “penyesalan yang bijaksana”. Penyesalan yang bijaksana melibatkan cerita masa lalu untuk memberitahu bagaimana kita bisa lebih konstruktif dan sehat saat ini. Hal ini membutuhkan usaha untuk menjadi terbuka dan melakukan refleksi, daripada terus-menerus tenggelam dalam emosi negatif. Maafkanlah dengan menerima sepenuhnya.
Nah Fellas, itulah lima tips untuk melepaskan luka masa lalu. Lepaskan dan jadilah pemaaf yang bahagia!
Ditulis oleh: Nani Yuliani
Diedit oleh: Qurrota Aini
Sumber:
Golden, B. (2018, January 29). When Anger Management Requires Going Deeper. Retrieved from: https://www.psychologytoday.com/us/blog/overcoming-destructive-anger/201801/when-anger-management-requires-going-deeper