Vitamin D merupakan nutrisi penting yang larut dalam lemak. Vitamin D unik karena bersumber dari sinar matahari UVB dan dijuluki sebagai vitamin matahari. Pada dasarnya, vitamin ini terbagi menjadi dua bentuk yaitu vitamin D2 dan D3.
Meski bersumber dari matahari, sayangnya banyak orang dengan defisisensi vitamin D. Dikutip dari CDC, pada tahun 2006, seperempat populasi dunia kekurangan vitamin D. Delapan persen berisiko untuk penyakit terkait kekurangan vitamin D, dan satu persen memiliki tingkat yang dianggap berbahaya dalam waktu dekat. Menurut Natural News, vitamin D mungkin satu-satunya nutrisi yang paling diremehkan di dunia nutrisi.
Mengapa seseorang bisa kekurangan vitamin D? Salah satu teori mengatakan bahwa kini kebanyakan orang tidak terlalu banyak terpapar matahari. Mereka juga kerap kali mengoleskan tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Waktu, musim, ketinggian, garis lintang, dan faktor-faktor lain ikut berperan untuk menentukan seberapa banyak UVB mencapai kulit. Kadar vitamin D dapat berkurang dengan tanpa sinar matahari yang cukup. Ini terutama berlaku selama musim dingin ketika kita lebih banyak tinggal di dalam dan matahari tidak terlalu intens.
Kaitan Defisiensi Vitamin D dan Depresi
Vitamin D3 sangat penting untuk menjaga kesehatan otak dan fungsi kognitif. Umumnya, vitamin D dikaitkan dengan kesehatan tulang dan gigi, serta kekebalan tubuh. Namun, penelitian terbaru menunjukkan kaitan antara vitamin D dan depresi.
Sebuah penelitian yang melibatkan 31.424 peserta membuktikan bahwa mereka yang kekurangan vitamin D dikaitkan dengan depresi. Orang dewasa yang lebih tua dengan kadar vitamin D yang rendah 11 kali lebih mungkin mengalami depresi. Studi di Iran juga menyebutkan kombinasi vitamin D dan antidepresan fluoxetine memiliki efektivitas yang unggul. Namun hasil ini masih harus diteliti lebih lanjut. Apakah seseorang mengalami depresi salah satunya karena kurangnya vitamin D ataukah depresi menurunkan tingkat vitamin D pada seseorang?
Hal ini dikarenakan vitamin D mengaktifkan gen yang mengatur pelepasan hormon dopamin dan serotonin. Kedua hormon tersebut berperan dalam mengendalikan emosi dan suasana hati. Penelitian juga menemukan reseptor vitamin D di area otak yang terkait dengan depresi. Vitamin D3 juga terbukti efektif mengurangi Seasonal Affective Disorder (SAD) atau gangguan afektif musiman.
Berikut beberapa cara untuk mengatasi kekurangan vitamin D:
- Rutin berjemur di pagi hari sebelum matahari mulai terik.
- Mengkonsumsi makanan bervitamin D seperti ikan berlemak, kuning telur, jamur, dan keju.
- Mengkonsumsi suplemen vitamin D.
Nah, Alpas Fellas, ternyata vitamin D memiliki pengaruh yang besar terhadap kesejahteraan hidup, ya. Maka dari itu, yuk kita mulai melakukan jalan pagi. Selain mendapat asupan vitamin D, kamu juga akan merasa lebih segar dengan udara pagi yang belum tercemar.
Ditulis oleh: Nurul Izzatur R
Sumber:
Archer, Dale. (2013). Vitamin d deficiency and depression. Diakses dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/reading-between-the-headlines/201307/vitamin-d-deficiency-and-depression
Scaccia, Annamarya. (2016). Is a vitamin d deficiency causing your depression? Diakses dari https://www.healthline.com/health/depression-and-vitamin-d
Tomen, David. (2018). VItamin d. Diakses dari https://nootropicsexpert.com/vitamin-d/