Menikmati Hidup Tenang Lewat Joy of Missing Out

Fellas mungkin pernah merasa ketakutan akan “ketinggalan” sesuatuatau sering disebut sebagai FoMO (Fear of missing out). Brinkmann, profesor psikologi di Denmark, mengatakan FoMO didorong oleh beberapa faktor, dan media sosial mungkin adalah penyebab terbesar. Media sosial membuat kita terus-menerus membandingkan diri sendiri dengan aspek paling hebat dalam hidup orang lain. Selanjutnya kita mengembangkan keinginan yang tidak sehat: selalu mengubah diri agar mengikuti pengalaman orang lain yang kita lihat di medsos. 

Survei terbaru di LinkedIn menunjukkan bahwa 70 persen karyawan tetap tidak terputus dari pekerjaan bahkan ketika mereka berlibur. Kebiasaan digital seperti tidak berhenti memeriksa pesan dan medsos telah begitu mengakar hingga hampir mustahil untuk sekadar menikmati momen saat ini

JoMO (Joy of Missing Out) adalah penangkal cerdas untuk FoMO. Kita belajar puas dengan di mana kita berada, dan tidak membandingkan hidup dengan orang lain. Brinkmann mengatakan jika kita mengambil langkah untuk merekondisi dan menarik diri dari bermacam tuntutan, ada banyak kesenangan yang dapat diperoleh. Kita dapat membuka koneksi lebih dalam ke dunia nyata dan hubungan interpersonal, yang akan membawa kita pada sukacita.

JoMO memungkinkan kita untuk menghargai koneksi manusia dan memberi izin untuk merasakan emosi positif serta negatif. Alih-alih berusaha mengikuti jejak orang lain, JoMO memungkinkan kita untuk menjadi diri sendiriyang merupakan rahasia untuk menemukan kebahagiaan. Ketika kita membebaskan diri dari rasa kompetitif dan cemas, kita memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk menaklukkan prioritas sejati.

 

Lalu apa yang bisa Fellas lakukan?

 

  • Menjadikan waktu kita bermakna. Jadwalkan hal-hal yang penting bagi diri kita sendiri; misalnya untuk nongkrong bersama teman, atau menyelesaikan suatu proyek. Daripada membuang waktu untuk mengkhawatirkan apa yang dilakukan orang lain, tanamkan bahwa waktu kita adalah prioritas kita. 

 

  • Izinkan diri untuk hidup di masa sekarang. Ketika mengalami hari yang buruk, berbaik hatilah pada diri dengan santai sejenak. Sebaliknya, ketika kita baru menerima kabar baik, luangkan waktu untuk merayakannya. Jika kita merasa berada dalam persaingan yang konstan dengan seseorang di medsos, kaji kembali alasannya.
  • Menetapkan waktu bebas-teknologi. Berhenti melihat akun medsos yang memicu FOMO atau menyebabkan hal negatif. Tetapkan batas harian untuk berselancar di dunia maya, atau hapus aplikasi tertentu.
  • Berlatih mengatakan “tidak”. Kita tidak harus selalu pergi ke suatu acara atau menerima telepon tertentu. Terkadang mengatakan “tidak” adalah bentuk self love yang terbaik. 
  • Rasakan pengalaman di kehidupan nyata. Daripada menghabiskan waktu luang dengan drama media sosial, kita bisa melakukan hal yang kita sukai, misalnya memasak atau traveling.

 

 

 

Selamat memulai the joy of missing out, Fellas!

 

Ditulis oleh: Qurrota Aini

Sumber:

Fuller, K. (2018, July 26). Retrieved from: https://www.psychologytoday.com/us/blog/happiness-is-state-mind/201807/jomo-the-joy-missing-out

John, D. (2020, February 7). Retrieved from: https://www.bbc.com/worklife/article/20200207-why-you-should-embrace-the-joy-of-missing-out

Write a comment