Jadi Diri Sendiri di Medsos Lebih Sehat Mental

Setujukah Fellas jika kita tidak boleh memercayai semua yang kita lihat di media sosial? Saat kehidupan seseorang terlihat sempurna, kita perlu mengingat bahwa tentu ada berbagai macam masalah yang tersembunyi dari mata publik. Tidak ada kehidupan yang begitu berkilau atau tanpa cela seperti terlihat di media sosial seseorang. Unggahan di media sosial biasanya telah dibuat secantik mungkin dengan berbagai cara sebelum dibagikan, kan?

Menjadi autentik meningkatkan kesejahteraan psikologis

Nah, tahukah Fellas, ternyata menampilkan diri kita secara lebih autentik di media sosial bisa meningkatkan kesejahteraan psikologis. Kita menampilkan hal-hal apa adanya tentang diri, dan mengabaikan yang tampak “palsu” atau diri yang kita anggap “ideal”. Kita tidak malu untuk menunjukkan keaslian dan kebenaran dari diri kita. 

Studi pada pengguna Facebook

Sebuah studi oleh Bailey dan kolega (2020) menganalisis data dari 10.560 pengguna Facebook yang telah menyelesaikan tes kepribadian dan tes kepuasan hidup. Tes ini kemudian dibandingkan dengan prediksi kepribadian berdasarkan likes dan pembaruan status untuk memberikan ukuran tentang seberapa “autentik” pengguna menampilkan diri mereka di Facebook.

Apa hasilnya?

Hasilnya menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara kepuasan hidup dan autentisitas. Artinya, peneliti menemukan bahwa individu yang lebih autentik dalam ekspresi diri mereka di medsos melaporkan kepuasan hidup yang lebih besar. Namun, tidak ada hubungan sebab-akibat antara keduanya. Dengan kata lain, belum diketahui apakah autentisitas menghasilkan kesejahteraan psikologis yang lebih baik atau sebaliknya.

Untuk meneliti lebih lanjut hubungan sebab-akibat, peneliti lalu meminta 90 peserta mengunggah di medsos dengan dua cara selama dua minggu. Selama satu minggu, peserta diminta untuk mengunggah dengan cara yang autentik. Pada minggu berikutnya, peserta diminta mengunggah dengan cara “diri ideal”, yaitu bagaimana peserta ingin dilihat dan bukan bagaimana peserta yang sebenarnya. Di akhir setiap minggu, peserta mencatat kesejahteraan subjektif, kepuasan hidup, suasana hati, dan pengaruh positif serta negatif.

Setelah seminggu mengunggah secara autentik, peserta melaporkan tingkat kesejahteraan, suasana hati, dan pengaruh positif yang jauh lebih tinggi. Ada juga pengaruh yang sedikit signifikan pada pengaruh negatif, meskipun kepuasan hidup secara keseluruhan tidak terpengaruh. Nah, hal ini menunjukkan bahwa unggahan autentik mungkin mengarah pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi daripada unggahan yang mengidealkan diri sendiri.

Bagi Fellas yang aktif di media sosial, studi ini mungkin bisa menjadi pengingat untuk tidak mudah tertekan dengan kesempurnaan dari kehidupan orang lain. Fellas juga bisa mencoba menahan keinginan untuk menampilkan kehidupan online yang tanpa cela. Yuk, kita mulai melihat teman atau influencer sebagai seseorang yang normal dan bukan manusia luar biasa. Dengan begitu, kita dapat lebih tenang ketika bermain media sosial. 

 

Ditulis oleh: Qurrota Aini

Diedit oleh: Fathin Nibras

Sumber:

Reynolds, E. (2020, November 10). Being More Authentic On Social Media Could Improve Your Wellbeing. Retrieved from: https://digest.bps.org.uk/2020/11/10/being-more-authentic-on-social-media-could-improve-your-wellbeing/

Write a comment