Benarkah Introver Harus Jadi Ekstrover Agar Lebih Bahagia?

Istilah ekstrover seringkali diidentikkan dengan sifat mudah bergaul, ceria dan mudah berhubungan dengan orang lain. Sebaliknya, istilah introvert sering dikaitkan dengan sifat pendiam, tidak mudah bergaul dan suka menyendiri. Perbedaan ini terkadang memancing penilaian di masyarakat mengenai tipe kepribadian mana yang lebih menguntungkan. Tipe ekstrover kerap dianggap lebih menunjang seseorang dalam menjalani kehidupan sosial. Sedangkan orang yang memiliki kecenderungan introver terkadang merasa harus mengubah dirinya agar menjadi lebih “sosial”. Hal ini tak jarang menimbulkan tekanan bagi orang dengan kecenderungan introver. Terlebih, karena sifatnya yang cenderung tertutup dan kurang ekspresif, introver juga dianggap kurang bahagia dan kurang menikmati hidup. Namun, benarkah introver harus menjadi ekstrover agar bahagia?

Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menunjukkan korelasi antara sifat introver dan ekstrover dengan kebahagiaan. Sebuah eksperimen dilakukan oleh  Rowan Jacques-Hamilton dan koleganya pada tahun 2018 dari University of Melbourne. Hasilnya menunjukkan bahwa seorang introver yang diminta untuk bersikap menjadi lebih ekstrover tidak menunjukkan peningkatan pada kebahagiaannya. Sedangkan seorang ekstrover yang diminta untuk menjalani hari dengan lebih mengeluarkan sisi ekstroversi pada dirinya mengalami peningkatan dalam kebahagiaan.

Hal ini menunjukkan bahwa memaksa seorang introver untuk bersikap seperti seorang ekstrover tidak efektif untuk meningkatkan kebahagiaan. Lalu, bagaimana cara yang bisa dilakukan introver untuk meningkatkan kebahagiaannya? Jadilah diri sendiri. Ikuti sifat alami sebagai introver dan tunjukkan sisi ekstraversi yang ada dalam diri dengan dosis yang sesuai dengan kemampuan. Jika butuh untuk mengisi kembali energi, tak ada salahnya ambil waktu menyendiri. Seorang introver juga bisa meningkatkan kebahagiaannya melalui mindfulness dan berfokus pada pikiran positif yang dimiliki.

Jadi, sudah jelas ya, Fellas. Ternyata, setiap tipe kepribadian memiliki cara masing-masing untuk mencapai kebahagiaan. Tidak ada tipe kepribadian yang lebih baik dari tipe kepribadian lain. Dan yang terpenting, seorang  introver tidak harus menjadi ekstrover agar bahagia.

Gimana, sudah siap menerima tipe kepribadian diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya dan menjadi lebih bahagia? 😄

 

Ditulis oleh: Syifa Zunuraina

Sumber: Whitbourne, S. K. (2019, Feb 02). Can becoming an extravert make an introvert happier? Retrieved from: https://www.psychologytoday.com/us/blog/fulfillment-any-age/201902/can-becoming-extravert-make-introvert-happier

Write a comment