Alpas Fellas, pernah berinteraksi dengan anak kecil? Ketika berinteraksi dengan mereka, kalian dapat melihat beberapa karakteristik yang menonjol seperti spontan, impulsif, dan cenderung berbuat semau mereka. Seiring dengan bertambahnya umur, sifat kekanak-kanakan akan mulai berkurang, tetapi sifat tersebut masih menjadi salah satu bagian dari diri seseorang. Hal ini biasanya disebut sebagai inner child.
Mungkin, kalian akan bertanya, apakah inner child merupakan sesuatu yang nyata atau hanya merupakan sebuah konsep? Nah, inner child memang tidak terlihat secara fisik, tapi bukan berarti tidak nyata. Inner child merupakan salah satu bagian yang membentuk kita saat ini. Setiap dari kita memiliki sifat kekanak-kanakan dalam diri yang biasanya berada di pikiran bawah sadar. Inner child merupakan sifat kekanak-kanakan tersebut yang biasanya akan muncul ketika kita dihadapkan dengan suatu tantangan atau masalah.
Ketika kita mengalami kelelahan emosional, biasanya kita kembali menggunakan strategi yang biasa digunakan saat masih kecil untuk mendapatkan hal yang dibutuhkan. Contohnya adalah orang-orang yang sedang mendapat tekanan, sedang mengalami perubahan dalam kehidupan, dan memiliki konflik dalam hubungan mereka.
Nah, Alpas Fellas, inner child ini bisa terluka. Beberapa hal yang dapat melukai inner child adalah hilangnya orang tua, perpisahan keluarga, mengalami atau melihat kekerasan dalam keluarga, sampai mengalami penyakit serius. Contoh lainnya yaitu adanya pengabaian fisik atau emosional, bullying, bencana, pelecehan, hingga menjadi pengungsi. Ketika inner child terluka, hal tersebut otomatis akan menjadi bagian dari hidup kita. Hal ini dapat mempengaruhi cara kita berpikir dan berperilaku pada saat dewasa, salah satunya adalah dalam bagaimana kita menghadapi masalah.
Seperti apa sih, pengaruh inner child yang terluka untuk kita di masa dewasa? Efek paling umum dari inner child yang terluka termasuk ke dalam perilaku yang destruktif. Contohnya perilaku merugikan diri sendiri, menyakiti diri, perilaku pasif-agresif, serta perilaku kasar. Namun, tenang saja, inner child sangat mungkin untuk disembuhkan, Fellas! Menyembuhkan inner child dapat menghilangkan perilaku-perilaku ini, bahkan jika kita telah dewasa.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menyembuhkannya adalah dengan mulai berdamai dengan inner child yang kita miliki. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengenali serta menerima adanya inner child di dalam diri kita. Ketika sudah mengenal dan menerimanya, akan lebih mudah bagi kita untuk merubah perilaku maladaptif yang disebabkan oleh inner child yang kita miliki.
Yuk, mulai kenali inner child kalian, Alpas Fellas!
Ditulis oleh: Alya Salsabiila
Sumber:
Dean, M. (2018, January 10). Inner Child: What Is It, What Happened To It, And How Can I Fix It? Retrieved August 19, 2020, from https://www.betterhelp.com/advice/therapy/inner-child-what-is-it-what-happened-to-it-and-how-can-i-fix-it/
Weber, J. (2015, July 15). When Your “Inner Child” Hijacks Your Adult Relationships. Retrieved August 19, 2020, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/having-sex-wanting-intimacy/201507/when-your-inner-child-hijacks-your-adult-relationships