Fellas, apa kira-kira yang kamu ketahui dari kata “Forgiveness” ? Kita mungkin sering sekali menemukan kata tersebut dalam keseharian kita, tapi apa makna dari forgiveness yang sesungguhnya?
Forgiveness adalah kata yang penuh makna. Beberapa orang berpendapat bahwa forgiveness atau pemaafan tidak berarti kita akan berteman baik dengan orang yang melukai kita. Pemaafan juga tidak berarti apa yang sudah terjadi sebagai “hal yang baik-baik saja” bagi kita.
Sebaliknya, memaafkan adalah memilih untuk menerima apa yang sudah terjadi daripada apa yang bisa atau seharusnya terjadi. Memaafkan juga berarti kita melepaskan. Dengan memaafkan, kita memilih untuk melangkah ke masa depan dan meninggalkan apa yang harus ditinggalkan di masa lalu.
Definisi dari memaafkan sendiri ada banyak, tapi penelitian menyatakan bahwa memaafkan memiliki tiga komponen umum, yaitu :
- Mendapatkan cara pandang yang lebih seimbang tentang orang yang menyakiti kita dan kejadiannya.
- Mengurangi perasaan negatif terhadap orang yang menyakiti kita dan berpotensi meningkatkan rasa kasihan terhadap mereka.
- Melepaskan keinginan untuk menghukum penimbul rasa sakit pada kita lebih lanjut atau menuntut ganti rugi pada mereka.
Nyatanya adalah, memaafkan orang lain sebenarnya lebih kuat dari yang kita pikirkan. Seperti hal-hal lainnya dalam hidup, segala sesuatu pasti ada sisi positif dan negatif. Jika kita memilih untuk tetap marah, kesal, atau semacamnya, tentu akan ada dampak negatifnya terhadap hidup kita sendiri. Menurut Gordon dkk., (2009), semua perasaan diatas dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan emosional serta hubungan kita dengan orang lain.
Memaafkan dilihat dari sisi psikologis
Secara psikologis, orang dengan rasa pemaafan yang tinggi melaporkan bahwa mereka memiliki kebiasaan hidup yang lebih sehat. Mereka yang memaafkan akan mengalami penurunan level kemarahan, cemas, dan depresi. Tak hanya itu, melakukan pemaafan juga dianggap memungkinkan untuk mengalami lebih banyak keterbukaan dan keintiman dalam suatu hubungan.
Selain itu, menurut Pastor Amy dikutip dalam Cohen (2020), pemaafan adalah tahap berikutnya dalam hidup. Seseorang yang memaafkan sebenarnya terlibat dalam tindakan rekonsiliasi yang tidak biasa. Kondisi saat menerima pemaafan adalah momen kemanusiaan sejati ketika kita dilihat untuk siapa diri sebenarnya dan bagaimana seseorang dicintai.
Nah Fellas, jika kamu menerima permintaan maaf langsung dari seseorang yang menyakitimu, tetap penting untuk mencoba menemukan pemaafan dalam dirimu. Ini tidak berarti bahwa kamu perlu menjaga hubungan dengan orang yang menyakiti dirimu atau bahkan menerima perilakunya. Itu hanya berarti melepaskan kebencian dan amarah yang kita miliki yang tidak baik bagi siapa pun.
Apapun yang terjadi, yuk temukan kekuatan untuk memaafkan dan melepaskan sehingga kita dapat menjalani hidup dengan cinta dan pengertian.
Ditulis oleh: Raihani Haurannisa
Diedit oleh: Fathin Nibras
Sumber:
Cohen, E. S. (2020, October 22). Understanding Forgiveness. Retrieved from: https://www.psychologytoday.com/us/blog/your-emotional-meter/202010/understanding-forgiveness
Khoddam, R. (2016, September 16). The Psychology of Forgiveness. Retrieved from: https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-addiction-connection/201409/the-psychology-forgiveness