Borderline Personality Disorder (BPD) merupakan masalah kondisi kesehatan mental serius. Mood yang tak stabil, perasaan kronis akan kehampaan dan kebosanan, kontrol impulsivitas rendah adalah beberapa gejala BPD. Kondisi kesehatan mental ini berpotensi buruk terhadap kehidupan penyintas Borderline Personality Disorder. Walau istilah BPD sudah seringkali terdengar, kondisi ini masih seringkali salah dipahami. Hal ini mengakibatkan banyaknya mitos-mitos mengenai BPD, membuat stigma terhadap BPD semakin meningkat. Apa saja sih mitos (dan fakta) dari BPD?
BPD tidak bisa dipulihkan
Ini merupakan mitos yang paling umum sekaligus paling berbahaya. Karena dapat membuat penyintas enggan mencari bantuan profesional. Layaknya berbagai kondisi kesehatan lainnya, BPD bisa dipulihkan. Banyak studi menunjukan bahwa tingkat pemulihan BPD lebih tinggi dari yang diperkirakan. Psikoterapi (seperti Dialectical Behavioral Therapy atau Cognitive Behavioral Therapy) dapat membantu memulihkan gejala BPD yang dialami. Diiringi tekad dan usaha yang kuat, penyintas BPD bisa menjalani kehidupan secara normal.
Perilaku BPD hanya untuk mencari perhatian
Bayangkan seseorang merasa sakit di dada dan ia tidak mencari perhatian/pertolongan, ia bisa saja berakhir mengalami serangan jantung yang serius. Begitu pula dengan orang yang mengalami tekanan emosional. Perilaku BPD (seperti self-harm, percobaan bunuh diri, dan implusivitas) biasanya disebabkan karena tekanan emosional yang dialaminya. Perilaku itu muncul bukan semata-mata mencari perhatian dari orang lain.
BPD hanya disebabkan karena trauma masa kecil
Meskipun BPD seringkali disebabkan karena trauma masa kecil, namun tidak semua BPD terjadi karena satu faktor itu saja. Penyebab pasti BPD masih belum dapat diketahui. Namun umumnya Borderline Personality Disorder dapat terjadi akibat kombinasi faktor biologis dan lingkungan.
BPD merupakan sebuah variasi dari Bipolar Disorder
Seringkali orang menganggap bahwa BPD dan Bipolar Disorder adalah hal yang sama. Nyatanya, meski gejala keduanya terlihat mirip, BPD dan Bipolar Disorder adalah dua gangguan yang berbeda. Borderline Personality Disoder adalah gangguan dari spektrum kepribadian sedangkan Bipolar Disorder merupakan gangguan mood. Bahkan, medikasi yang digunakan untuk memulihkan Bipolar Disorder seringkali tak bekerja terhadap BPD. Sehingga, perawatan yang dialami tentu berbeda bagi penyintas BPD dengan penyintas Bipolar Disorder.
BPD hanya ditemukan pada wanita
Meskipun studi-studi sebelumnya menunjukkan bahwa BPD lebih tinggi dialami perempuan, namun studi terbaru menunjukan bahwa tingkat BPD terhadap laki-laki dan perempuan sebanding. Hal yang berbeda adalah bagaimana gejala itu muncul berdasarkan kelaminnya. Perilaku BPD pada wanita umumnya adalah gejolak emosi dan perasaan hampa. Sedangkan pada laki-laki, gejala umum yang ditunjukkan adalah perilaku impulsif.
Ditulis Oleh: Ria Khairunnisa
Sumber:
Durlofsky, P. (2018, July 8). Borderline Personality Disorder: Facts vs. Myths. Retrieved from https://psychcentral.com/blog/borderline-personality-disorder-facts-vs-myths/
Johnston, E. (2020, January 22). 6 Common Myths About Borderline Personality Disorder. Retrieved from https://www.verywellmind.com/myths-borderline-personality-disorder-425499
Mattocks, N. (2019, October 11). NAMI. Retrieved from https://www.nami.org/Blogs/NAMI-Blog/October-2019/Borderline-Personality-Disorder-Myths-and-Facts