Topik mengenai introver dan ekstrover sangatlah populer di kalangan masyarakat. Menurut Dr. Juli Fraga, Psy.D, introver dan ekstrover merupakan karakteristik kepribadian yang dipengaruhi oleh faktor nature (lingkungan) dan nurture (pengasuhan). Ekstrover dan introver sendiri merujuk pada situasi apa kamu dapat berkembang atau mendapatkan energi’. Misalnya, ekstrover akan merasa berenergi jika bersosialisasi dengan kumpulan orang banyak. Sedangkan introver mendapatkan energinya dengan menghabiskan waktu sendiri atau dengan kelompok teman yang lebih kecil.
Sayangnya, kebanyakan orang masih keliru dalam pemahaman atau penggunaan kedua istilah ini yang menimbulkan beberapa mitos mengenai introver dan ekstrover. Apa saja itu?
1. Hanya ekstrover yang suka bersosialisasi
Kebanyakan orang menganggap bahwa introver itu ‘anti sosial’. Nyatanya, introver juga suka bersosialisasi. Hanya saja mereka memiliki level kenyamanan yang berbeda tentang seberapa besar sosialisasi yang dilakukan.
2. Introver tidak suka mengambil resiko
Lebih suka bersosialisasi atau lebih suka sendiri tidak ada hubungannya dengan sikap berani mengambil resiko loh. Melabel introver tidak suka mengambil resiko dapat menimbulkan rumor tak berdasar tentang karakterstik tersebut. Dibandingkan melabel introver seperti itu, cobalah untuk memberikan introver kesempatan untuk berekspresi atau pilihlah aktivitas yang kira-kira menarik bagi introver.
3. Ekstrover lebih bahagia
Pada dasarnya, bertindak selayaknya ekstrover dan introver adalah cara kita untuk membuat diri lebih bahagia. Justru memaksaan diri untuk bertindak kebalikan dari sifat aslinya dapat membuat kita menjadi sulit bahagia. Entah kamu lebih suka berteman dengan orang banyak atau lebih suka menghabiskan waktu sendiri, lakukanlah jika itu membuatmu bahagia, Fellas.
4. Introver lebih mudah memiliki masalah kesmen
Meskipun seseorang suka berbicara atau bersosialisasi, bukan berarti ia tidak akan memiliki masalah kesmen loh. Resiko seseorang memiliki masalah kesmen dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti biologis, trauma masa kecil, atau riwayat keluarga.
5. Esktrover sangat confident
Percaya diri adalah mengetahui apa yang terbaik bagimu dan dengan siapa kamu ingin menghabiskan waktu. Jadi, introver dan ekstrover tidak ada dampaknya terhadap rasa percaya diri seseorang ya.
6. Introver sangat pendiam
Introver tidak selamanya pemalu atau pendiam ya, Fellas. Mungkin kamu mendapatkan kesan tersebut saat melihat introver dalam sekumpulan orang banyak. Namun, itu karena saat itu intover tidak berada di lingkungan yang membuat ia bersemangat. Cobalah berteman dengan introver dalam kelompok yang lebih kecil.
7. Introver dan ekstrover tidak bisa bersatu
Kenyataannya, tidak ada intorver atau ekstrover yang benar-benar selalu menghabiskan waktu sendiri atau bersosialisasi dengan orang banyak. Ada kalanya, introver menyukai berkumpul dengan orang banyak, begitupun sebaliknya. Preferensi ini tidak mendefinisi pasti karakteristik kepribadian seseorang. Cobalah beri semua orang yang kamu temui kesempatan untuk menunjukkan dirinya, mungkin mereka hanya butuh waktu untuk merasa nyaman.
Ditulis Oleh: Ria Khairunnisa
Sumber:
Fielding, S. (2019, October 21). 7 Myths About Introverts and Extroverts That Need to Go. Retrieved from https://www.healthline.com/health/mental-health/myths-about-introverts-and-extroverts#7.-Introverts-and-extroverts-wont-get-along.