Dampak Perceraian pada Anak: Apa yang Dapat Dilakukan?

Beberapa minggu lalu mungkin Fellas menyimak berita tentang anak artis yang menyampaikan keinginannya untuk bertemu ibunya. Keinginan tersebut diunggah lewat medsos yang disertai dengan ungkapan perasaannya karena sudah lama tidak bertemu dengan ibunya. Sang anak tidak tinggal bersama ibunya karena kedua orang tuanya bercerai dan saat ini telah menikah dengan lelaki lain. Kejadian tersebut berbuntut panjang karena salah satu anaknya mengungkapkan perilaku tidak baik mengenai ayah tiri mereka ke medsos. Berdasarkan postingan tersebut, hubungan sang ibu dengan anak-anaknya terlihat merenggang.

Perceraian, meski telah lama berlalu, menyisakan luka bagi anak. Perceraian orang tua menjadi masa terberat dan masih membayangi anak hingga dewasa. Tak dapat dipungkiri, perceraian akan menyebabkan perubahan besar dalam kehidupan seorang anak.

Dosen Fakultas Psikologi Unair, Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes., menjelaskan tentang efek perceraian terhadap kesejahteraan psikologis remaja. Perceraian menyebabkan adanya pemisahan secara emosional, hukum, finansial, dan pemisahan secara fisik. Perubahan-perubahan yang terjadi setelah perceraian kerap menjadi sumber stres bagi pihak yang terlibat. Secara psikologis, perceraian akan menyebabkan anak kehilangan fungsi dan peran orang tua sebagai pemimpin keluarga. Anak juga akan kehilangan fungsi teman yang membantu dalam pengambilan keputusan serta kehilangan faktor penentu dalam proses membangun identitas diri.

Berdasarkan sejumlah studi, perceraian dapat meningkatkan beberapa risiko. Terlepas dari usia, jenis kelamin, dan budaya, anak dari orang tua yang bercerai cenderung mengalami peningkatan masalah psikologis. Selain itu, anak mungkin mengalami masalah perilaku, seperti kenakalan dan perilaku impulsif. Anak juga mungkin mengalami lebih banyak konflik dengan teman sebaya. Risiko lainnya, anak cenderung memiliki masalah dengan sekolah, serta cenderung terlibat dalam perilaku berisiko seperti penggunaan narkoba dan aktivitas seksual dini.

Namun, beberapa studi menunjukkan data tentang peningkatan kesejahteraan psikologis anak setalah adanya perceraian dalam tiga kasus berbeda. Pertama, ketidakharmonisan orang tua telah berlangsung lama dan anak sering menyaksikan perselisihan, sehingga perceraian dapat mengurangi risiko anak melihat pertengkaran. Kedua, orang tua yang bercerai kemudian menikah dan membangun keluarga harmonis dengan pasangan baru, dapat menjadi sosok orang tua bijak. Ketiga, orang tua tidak menikah lagi, lalu fokus merawat anak dengan baik.

Bagi orang tua bercerai yang telah memiliki anak, ada 3R yang diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan anak pada rasa aman. Routine, yaitu orang tua diharapkan membangun rutinitas dalam kunjungan sehingga anak tahu apa yang diharapkan. Lalu, orang tua memberi kesempatan pada anak untuk membuat Ritual, agar anak merasa memiliki kendali dalam hidupnya. Selain itu, diharapkan memberikan Reassurance terus menerus bahwa orang tua tetap memiliki hubungan penuh kasih dengan anak. Ketika memberikan reassurance diharapkan untuk terus berkomitmen menjadikan kondisi pasca perceraian berhasil.

 

Ditulis oleh: Qurrota Aini

Sumber:

Afia, Z. (2019, November 2) The Impact of Divorce on Child Psychological Condition. Retrieved from: http://news.unair.ac.id/en/2019/10/31/the-impact-of-divorce-on-child-psychological-condition/

Morin, A. (2019, August 6). The Psychological Effects of Divorce on Children. Retrieved from: https://www.verywellfamily.com/psychological-effects-of-divorce-on-kids-4140170

Pickhardt, C. E. (2011, December 19). The Impact of Divorce on Young Children and Adolescents. Retrieved from: https://www.psychologytoday.com/us/blog/surviving-your-childs-adolescence/201112/the-impact-divorce-young-children-and-adolescents

Sari, R. P. (2020, Juni 11). Masih Trauma, Aurel Hermansyah Sebut Perceraian Orangtua Jadi Momen Terberat. Diambil dari: https://www.kompas.com/hype/read/2020/06/11/132650766/masih-trauma-aurel-hermansyah-sebut-perceraian-orangtua-jadi-momen-terberat

Write a comment