Survei di Amereka menjelaskan bahwa lebih dari 40 juta orang dewasa atau sekitar 20% pekerja pernah merasakan masalah kesehatan mental. Hal itu tentunya tidak jauh dengan kondisi di Indonesia. Kenyataannya, bahasan ini masih jarang didiskusikan dan saat seseorang bertanya kepada rekan kerjanya, mereka pasti akan menjawab, “Aku baik-baik saja.” Padahal, setiap manusia pasti pernah berada di titik terendah, Fellas. Hal tersebut adalah wajar dan normal. Nah, bagaimana ya, jika ingin memberitahu atasan bahwa kita sedang butuh mengistirahatkan atau mendapat pertolongan kesehatan mental? Simak tips berikut ini, ya!
1. Konsultasikan pada rekan kerja
Bicarakan pada orang terdekat ataupun orang yang memahami kondisi kantor. Cara ini dapat membantu menentukan langkah selanjutnya yang harus kita lakukan. Lewat berbagi, siapa tahu mereka punya solusi atas apa yang kita resahkan.
2. Pahami apa yang kamu butuhkan saat ini
“Apa sih yang saat ini aku butuhkan?” Waktu libur? Tenggat waktu tugas yang lebih panjang? Ambil cuti? Atau social support yang baik? Coba dipahami lagi, agar saat membicarakan dengan Atasan semua sudah sesuai dengan apa yang kamu ingin sampaikan.
3. Cari waktu yang tepat untuk bicara
Buatlah janji dengan atasanmu, kapan dan dimana waktu yang bisa kalian dapatkan untuk berbicara mengenai hal ini. Perhatikan juga situasi kantor saat kamu akan membicarakan mengenai kesehatan mentalmu agar percakapan berjalan dengan efektif.
4. Bicarakan dengan baik kepada Atasan
Saat bertemu, mulailah menceritakan masalahmu dan apa yang kamu rasakan kepada Atasanmu dengan baik, ya Fellas. Agar semuanya jelas sehingga Atasan dapat lebih memahami kondisimu saat ini. Yakinkan dirimu juga, bahwa menceritakan kondisi mental adalah hal yang wajar dan normal yang semua orang juga pasti pernah merasakannya.
5. Ungkapkan apa yang menjadi kemampuanmu saat ini
Jangan lupa ungkapkan performa apa yang bisa kamu berikan kepada perusahaan dengan kondisi saat ini. Selain mengungkapkan kondisi mentalmu, fokus pada apa yang bisa kamu lakukan juga penting untuk diperhatikan. Supaya dirimu dan pihak perusahaan bisa bersama-sama mencari jalan tengah untuk permasalahanmu.
Dari beberapa tips di atas, semoga kamu mulai berani untuk membicarakan kebutuhan mental di lingkungan kerja ya, Fellas. Atasan dan pihak perusahaan butuh tahu kondisi dari anggota timnnya agar bisa membuat lingkungan kerja yang kondusif. Kamu juga punya hak untuk membatasi privasi sampai mana atasan dan rekan kerjamu mengetahui kondisi mentalmu. Mengurus kesehatan mental juga sama dengan menginvestasikan kinerja kerja kita agar lebih optimal!
Ditulis oleh: Lutfia Dyah Ayu
Sumber :
Dodgson, L. (2018, September 27). 10 steps to talk to your boss if you’re suffering from depression or anxiety. Retrieved from: https://www.insider.com/how-to-talk-to-your-boss-about-your-mental-health-2018-9#1-remember-its-no-different-to-reporting-a-physical-health-problem-1
Wright, B. (2018). How to Talk to Your Boss About Your Mental Health. Diakses melalui https://www.psycom.net/how-to-talk-to-your-boss-about-your-mental-health/