Borderline Personality Disorder: Kenali Gejala dan Bagaimana Penanganannya

Hi, Alpas Fellas! Pernahkah kamu mendengar tentang salah satu gangguan kepribadian bernama Borderline Personality Disorder (BPD)? Borderline Personality Disorder merupakan salah satu kondisi kesehatan mental yang menyebabkan individu kesulitan meregulasi emosi sehingga mood-nya seringkali tidak stabil. Beberapa gejala utama dari gangguan kepribadian ini adalah perubahan mood yang dramatis, perilaku impulsif, dan rendahnya self-esteem. Selain itu, individu dengan BPD seringkali mengalami kesulitan dalam hubungan pribadi dan profesional karena ketidakstabilan yang dialaminya.

Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki BPD atau tidak diperlukan serangkaian asesmen yang menyeluruh. Asesmen tersebut tentunya hanya bisa dilakukan oleh tenaga profesional berkualifikasi, seperti Psikolog atau Psikiater. Jadi, hindari untuk mendiagnosa diri sendiri atau orang sekitar ya, Fellas. Dalam mendiagnosa BPD, biasanya seseorang dikatakan memiliki BPD jika ia memiliki setidaknya 5 dari 9 gejala utama yang dialami dalam kurun waktu yang lama. Beberapa diantaranya: ketakutan akan ditinggal, ketidakstabilan dalam hubungan interpersonal, perilaku menyakiti diri, reaktivitas atau ketidakstabilan emosional, kesulitan dalam mengontrol amarah, dll. 

Penyebab BPD sendiri sebenarnya belum bisa diketahui secara pasti. Namun, gabungan antara berbagai faktor seperti genetik, neurologis, ataupun sosial kemungkinan besar berperan menyebabkan BPD pada seseorang. Secara genetik misalnya, kemungkinan individu mengalami BPD meningkat 5 kali lebih besar jika salah satu anggota keluarga terdekatnya memiliki BPD. Selain itu, berdasarkan studi pencitraan otak, orang dengan BPD memiliki perbedaan dalam otaknya baik secara struktural atau fungsional. Sedangkan dalam faktor sosial, kebanyakan orang dengan BPD ternyata mengalami trauma masa lalu yang kemungkinan berperan besar dalam perkembangan gangguan ini.

Jika Fellas mencurigai bahwa kamu atau orang terdekat memiliki BPD, sangat disarankan untuk segera mencari bantuan profesional ya. Sehingga, bisa dilakukan diagnosa dan penanganan yang tepat. Hal ini penting dilakukan karena individu dengan BPD memiliki kecenderungan yang tinggi untuk melakukan self-harm atau bunuh diri. BPD juga tentunya bisa dipulihkan melalui berbagai penanganan. Pemulihan BPD biasanya melibatkan kombinasi antara terapi, pengobatan dan dukungan sosial. Terapi dapat meliputi terapi dialektik (DPT), terapi perilaku kognitif (CBT) atau psikoterapi psikodinamik. Selain terapi, mengkonsumsi obat yang dianjurkan oleh Psikolog atau Psikiater juga dapat membantu dalam menstabilkan mood. Gaya hidup sehat tentunya juga penting dilakukan untuk pulih dari BPD seperti menjaga pola makan sehat, tidur yang cukup dan olahraga teratur. Selain itu, penting untuk menghabiskan waktu dengan teman atau keluarga sehingga kepercayaan bisa dibangun dengan orang terdekat. Jangan lupa juga untuk bersabar dan tidak menyerah dalam menjalani proses pemulihan tersebut ya, Fellas.

Ditulis Oleh: Syifa Ul-Haq

Sumber: Salters-Pedneault, K. (2019, August 28). How Borderline Personality Disorder Is Diagnosed. Retrieved from https://www.verywellmind.com/is-there-a-borderline-personality-test-425182

Write a comment