Black Lives Matter: What You Should Be Doing

Hai Alpas Fellas, pernah dengar gerakan #BlackLivesMatter? Black Lives Matter muncul pada tahun 2013, dipelopori dengan terjadinya penembakan pemuda African-American berusia 17 tahun bernama Trayvon Martin. Penembakan tersebut dilakukan oleh seorang polisi bernama George Zimmerman. Peristiwa ini mendapatkan banyak perhatian dari berbagai pihak dan mulai menyorot aksi kekerasan polisi secara berlebihan aau disebut police brutality. Kekerasan polisi terhadap ras minoritas bukanlah kasus yang baru-baru ini terjadi di Amerika. Sejarah mencatat berbagai kasus kekerasan polisi terhadap ras minoritas. Mulai dari kasus penembakan Michael Brown, seorang remaja berusia 18 tahun yang ditembak oleh seorang polisi di Missouri. Ada pula Laguan McDonald, remaja 17 tahun, ditembak sebanyak 16 kali oleh polisi kulit putih di Chicago pada 2014 silam.

Pada 2020, gerakan Black Lives Matter kembali muncul. Kematian George Floyd di tangan seorang polisi kulit putih bernama Derek Chauvin menjadi perbincangan akhir-akhir ini. Video dan foto George Floyd yang meninggal di tangan polisi tersebut pun ramai beredar di media sosial. Hal ini menimbulkan respon hebat dari masyarakat dunia dan mulai menggaungkan kembali tagar #BlackLivesMatter dan demo besar-besaran terjadi di Amerika Serikat.

Lalu, bagaimana seharusnya kita merespon hal tersebut? Terdapat berbagai respon dari peristiwa kematian George Floyd seperti diadakannya diskusi-diskusi mengenai ras dan diskiriminasi. Muncul pula balasan-balasan tagar seperti #AllLivesMatter dan juga #BlueLivesMatter yang mengacu kepada dukungan untuk para polisi. Hal ini menimbulkan pro dan kontra karena masyarakat merasa tagar tersebut justru mengalihkan perhatian dari inti masalah sesungguhnya. Belum adanya perilaku adil dari para polisi terhadap ras minoritas di Amerika Serikat yang menjadi permasalahan inti.

Gerakan ini menuntut adanya kesetaraan antara kehidupan orang kulit hitam dengan kulit putih. Orang kulit hitam seringkali diperlakukan tidak adil. Isu diskriminasi ras tidak selalu nyaman untuk dibicarakan di masyarakat atau pertemanan. Namun, kita bisa memulai obrolan ini secara ringan. Sampai akhirnya nanti setiap orang memahami bahwa tidak ada satu ras pun yang lebih baik atau dominan dibanding lainnya. Saat kondisi ini masih muncul, “All Lives Matter” tidak tercapai. Oleh karena itu ada baiknya kita mengedukasi diri mengenai isu yang terjadi agar bisa memberi respon yang lebih tepat.

Bagi Alpas Fellas yang ingin membaca dan mengedukasi diri lebih lanjut terkait isu ini, kamu bisa mengunjungi link berikut https://blacklivesmatters.carrd.co/. Yuk, juga share ke teman-temanmu yang lain!

 

Ditulis oleh: Olga Meidelina 

 

Referensi

CNN Indonesia (2020). Usai Kematian George Floyd, Puluhan Polisi AS Pilih Berhenti. Retrieved from: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200617151300-134-514344/usai-kematian-george-floyd-puluhan-polisi-as-pilih-berhenti

Louie, S. (2020). How Not to Hijack Black Lives Matter. Retrieved from: https://www.psychologytoday.com/us/blog/minority-report/202006/how-not-hijack-black-lives-matter

Winter, R. J. & Vallano, J. P. (2016). Black lives matter: Psychological research findings offer ways to foster justice. Retrieved from: https://www.apa.org/monitor/2016/02/jn

 

Write a comment