Pernahkah Fellas mengalami kecemasan, depresi atau mengatasi kesedihan, namun kesulitan untuk memahami apa yang terjadi dalam pikiran dan tubuh kita? Rasanya ingin menyelesaikan hambatan yang dialami namun bingung harus menggunakan metode psikoterapi apa.
Saat ini jenis psikoterapi sudah sangat beragam, mulai dari Cognitive Behavior Therapy sampai Virtual Reality based Therapy.
Apakah kamu pernah mendengar tentang Bibliotherapy?
Bibliotherapy adalah jenis psikoterapi lewat bacaan yang bisa menjembatani kesenjangan yang sedang dialami klien. Tujuannya agar membantu kita meningkatkan kehidupan dengan memberikan informasi, dukungan, dan bimbingan dalam bentuk kegiatan membaca melalui buku dan cerita.
Konsep membaca untuk memfasilitasi proses penyembuhan dan mencapai tujuan terapeutik merupakan sebuah strategi yang seringkali ditemukan dalam berbagai pendekatan. Hal yang membedakan biblioterapi dari psikoterapi lain seperti terapi perilaku-kognitif adalah seorang terapis biasanya akan melihat biblioterapi sebagai pendekatan terapeutik. Terapis juga menggunakan biblioterapi sebagai bagian tambahan dari proses penyembuhan.
Karena biblioterapi sudah sering digunakan untuk mendukung berbagai terapi lain, maka terapi ini dianggap sesuai untuk berbagai macam situasi. Biblioterapi juga bisa digunakan oleh kalangan segala usia, baik individu atau berkelompok. Sudah menjadi hal yang umum apabila seorang terapis menggunakan cerita terhadap klien yang lebih muda seperti anak kecil atau remaja.
Pada terapi kelompok, biblioterapi memungkinkan setiap pesertanya untuk memberikan dan menerima umpan balik dari interpretasi mereka terhadap suatu bacaan. Biblioterapi juga dapat membantu mereka mengetahui bagaimana suatu cerita tersebut berhubungan dengan masalah mereka.
Lalu, bagaimana biblioterapi dilakukan?
Sam Gladding, Ph.D mendeskripsikan biblioterapi sebagai interaksi tiga arah yang dinamis dan melibatkan penggunaan buku, konselor, dan klien. Konselor dan klien akan berdiskusi mengenai permasalahan dalam hidup klien. Setelah itu, konselor akan merekomendasikan sebuah buku atau cerita untuk dibaca oleh kliennya. Gladding juga mengatakan bahwa sangat penting jika buku atau cerita yang diberikan berhubungan langsung dengan kesulitan klien. Sehingga klien dapat mengidentifikasi diri mereka dengan tokoh protagonis dalam novel atau cerita tersebut. Kemudian, konselor dan klien pun mendiskusikan kembali bagaimana cara protagonis menangani masalahnya. Lalu, bagaimana penerapan solusi dalam buku tersebut jika digunakan pada situasi milik klien.
Biblioterapi sendiri akan memungkinkan kita untuk mendapatkan wawasan tentang permasalahan pribadi yang dihadapi dan mengembangkan strategi kita dalam mengatasi masalah. Menurut Gladding, biblioterapi juga dapat menjadi cara preventif yang bisa membantu kita mempelajari cara mengatasi tantangan hidup.
Nah, bagaimana Alpas Fellas, tertarikkah kalian mencoba pendekatan menggunakan bacaan ini?
Ditulis oleh: Raihani Haurannisa
Sumber: Lindberg, S. (2019, August 06). Bibliotherapy: How Stories Can Help Guide the Therapeutic Process. Retrieved from: https://www.verywellmind.com/what-is-bibliotherapy-4687157