Alpas Fellas, pasti sering mendengar bahwa semakin banyak informasi, maka keputusan yang diambil akan lebih baik. Namun, sebuah studi menunjukkan ternyata adakalanya terlalu banyak informasi atau pilihan justru mengakibatkan kita membuat keputusan yang buruk. Wah, bagaimana bisa ya?
Studi tersebut terinspirasi dari kemajuan machine learning. Machine learning berguna dalam meningkatkan informasi yang tersedia untuk membantu pengambilan keputusan yang lebih baik. Informasi yang dikelola machine learning dikenal dengan informasi kausal dan biasanya digunakan dalam model sebab akibat. Sistem secara algoritma ini akan memprediksi kemungkinan yang akan terjadi dari tindakan atau masukan tertentu. Namun, ketika pengambilan keputusan dilakukan oleh manusia, sulit untuk mengetahui seberapa berguna informasi kausal tersebut terhadap keputusan yang akan diambil. Lebih tepatnya, kita tidak mengetahui bagaimana informasi tersebut berinteraksi dengan pengetahuan dan kepercayaan yang individu miliki.
Awalnya, sebuah studi dilakukan untuk menguji bagaimana informasi kausal mempengaruhi berbagai keputusan yang dibuat di kehidupan sehari-hari. Partisipan diberikan sebuah skenario dan diminta untuk memberi saran tentang bagaimana mereka akan menghadapinya. Skenario tersebut adalah individu yang tak ingin berat badannya bertambah, namun tetap bisa bersenang-senang dengan temannya. Pilihan yang diberikan adalah berjalan 30 menit setiap weekend, menjaga diet sehat, hindari bertemu temannya, dan kurangi menonton TV.
Partisipan juga dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama, partisipan tidak diberikan informasi tambahan untuk memilih jawaban. Kelompok kedua, partisipan diberikan penjelasan kausal tertulis tentang dampak dari diet dan olahraga teratur terhadap penurunan berat badan. Kelompok ketiga, partisipan diberikan sebuah diagram kausal sederhana. Kelompok dua dan tiga juga ditanya apakah penjelasan kausal mempengaruhi jawaban mereka. Bagaimana hasilnya?
88.8% dari kelompok pertama memilih jawaban yang benar. Kebalikannya, dua kelompok sisanya ternyata bekerja lebih buruk. Hanya 82.7% dengan penjelasan tertulis dan 80.1% dengan diagram yang berhasil memilih jawaban yang benar.
Studi tersebut dilanjutkan ke tahap kedua. Perbedaannya, studi juga diikuti oleh partisipan yang berpengalaman dengan diabetes tipe dua. Seperti studi awal, partisipan diberikan pilihan dan dibagi menjadi partisipan tanpa informasi tambahan dan partisipan dengan informasi kausal. Hasilnya, partisipan tanpa informasi tambahan berhasil memilih jawaban yang benar. Informasi kausal tambahan ternyata hanya berguna bagi partisipan yang belum memiliki pengalaman pribadi dengan diabetes. Sedangkan, hanya 50% partisipan yang mengalami diabetes memilih jawaban yang benar.
Dari studi tersebut, terlihat bahwa bukan berarti informasi kausal tidak berguna. Melainkan, kemampuan kita untuk meningkatkan pengambilan keputusan bergantung dari pengalaman pribadi. Sehingga, jika kondisi tersebut tidak familiar bagi kita, informasi kausal dapat berguna bagi kita. Sebaliknya, jika kita tidak familiar dengan kondisi tersebut, informasi kausal justru dapat membuat kita lebih buruk dalam pengambilan keputusan.
Ditulis Oleh: Ria Khairunnisa
Sumber:
Reynolds, E. (2020, April 06). Having Too Much Information Can Lead Us To Make Worse Decisions. Retrieved from https://digest.bps.org.uk/2020/04/06/having-too-much-information-can-lead-us-to-make-worse-decisions/