Alpas Fellas, pernahkah kamu membantu teman, keluarga, atau bahkan orang lain yang tidak kamu kenal? Seberapa sering kamu membantu mereka?
Adanya internet bisa mempermudah seseorang untuk mendapatkan informasi mulai dari pengetahuan sampai bencana. Karenanya, tidak sedikit masyarakat hingga influencer membantu orang-orang yang membutuhkan karena informasi tersebut. Pertolongan yang diberikan biasanya tidak mengharapkan imbalan apapun. Dalam psikologi, perilaku ini disebut altruisme. Sebuah perilaku ingin membantu orang lain tanpa mengharap imbalan. Perilaku ini dilakukan bukan karena alasan kesetiaan, agama, atau bahkan ingin dilihat baik oleh orang lain, dengan kata lain melakukan kebaikan karena keinginan diri sendiri. Bahkan tidak jarang mereka yang melakukan ini bisa membahayakan diri mereka sendiri.
Apakah mungkin seseorang bisa melakukan altruisme? Para psikolog sosial mengungkapkan bahwa perilaku ini bisa ada di diri tiap individu, lho. Lalu, apa ya penyebabnya?
Menurut Cherry (2018), seseorang bisa melakukan perilaku altruisme karena beberapa hal. Pertama, karena adanya hubungan darah dengan orang yang membutuhkan. Semakin dekat hubungan darah maka perilaku altruism akan semakin mendalam. Lalu faktor lingkungan juga bisa memengaruhi seseorang melakukan altruisme. Semakin banyak orang yang suka membantu di lingkungannya, maka akan semakin besar pula pengaruh untuk membantu orang lain. Kemudian membantu orang lain pun dapat menghilangkan perasaan negatif dalam diri dan menumbuhkan perasaan empati.
Lalu, menurut Carter (2014), perilaku altruisme pun bisa memberikan dampak yang baik bagi seseorang. diantaranya adalah dapat meningkatkan kesehatan fisik seseorang yang didukung dengan faktor-faktor lain sehingga bisa berpengaruh pada altruisme. Selain itu, orang yang berperilaku suka menolong orang lain tanpa imbalan dapat menjadi pribadi yang lebih bersyukur terhadap apa yang dimiliki. Mereka yang senang menolong orang lain akan mengalihkan perasaan sakitnya, entah sakit secara fisik atau psikis, dan fokus pada hal yang ingin ia bantu terhadap orang lain.
Ternyata, perilaku menolong punya banyak manfaat ya, Alpas Fellas. Apakah kamu pernah merasakan manfaat indahnya menolong orang lain?
Ditulis oleh: Alfira Mentari
Sumber:
Carter, Bourg, S. (2014). Helper’s High: The Benefits (and Risks) of Altruism. Retrivied from https://www.psychologytoday.com/us/blog/high-octane-women/201409/helpers-high-the-benefits-and-risks-altruism
Cherry, K. (2018). Altruism: Why We Risk Our Own Well-Being to Help Others. Retrivied from https://www.verywellmind.com/what-is-altruism-2794828