Autisme adalah gangguan mental yang dapat dikenali sejak masa anak-anak, ditandai dengan ketidakmampuan untuk melibatkan diri dalam interaksi dan komunikasi sosial. Meskipun termasuk gangguan yang mudah dikenali, anggapan yang salah mengenai autisme masih banyak beredar. Hal ini dapat memperparah stigma mengenai orang autis dan menyulitkan mereka untuk berinteraksi tanpa menerima diskriminasi. Yuk, simak tujuh mitos dan fakta mengenai anak autis, Fellas.
Tidak memiliki keinginan untuk punya hubungan sosial
Anak autis cenderung sibuk dengan dunianya, namun bukan berarti mereka tidak ingin bersosialisasi. Hanya saja mereka kurang memiliki keterampilan dan kesadaran sosial untuk berteman. Misalnya, sulit bagi penyandang autisme untuk menatap mata orang lain saat berbicara.
Memiliki keahlian khusus yang langka (savant)
Beberapa orang dengan autisme memang memiliki keahlian khusus, misalnya mampu mempelajari rumus matematika yang kompleks. Contoh lainnya, mampu memainkan piano hanya dengan mendengar melodinya saja tanpa melihat lembaran musik. Faktanya, hanya sekitar 10 persen penyandang autisme yang memiliki kemampuan savant. 90 persen lainnya seperti kita semua dengan berbagai macam bakat dan keterampilan.
Tidak merasakan emosi
Anggapan ini tidak tepat karena anak autis juga merasakan emosi, tetapi mereka sering mengalami kesulitan dalam mengelola emosi. Mereka kurang atau justru berlebihan dalam mengekspresikan emosi yang ada, atau salah membaca situasi sehingga respons yang diberikan tidak sesuai.
Semua anak autis menunjukkan perilaku menggoyangkan badan, berputar, dan mengepakkan tangan
Beberapa anak autis memang menunjukkan perilaku tersebut. Namun, perilaku ini jarang ditemukan pada anak dengan spektrum kemampuan kognitif tinggi. Belum diketahui penyebab perilaku tersebut, bisa jadi sebagai cara untuk menenangkan diri atau faktor biologis.
Tidak kreatif
Kreativitas yang ditunjukkan oleh anak autis sering tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Benar bahwa mereka memiliki kesulitan memahami cerita imajinatif atau dalam permainan fantasi, tetapi mereka memiliki kreatifitas di bidang lain yang mereka minati.
Tidak sukses di sekolah
Autisme tersebar dalam bentuk spektrum, tidak tepat jika menyatakan bahwa semua anak autis tidak sukses di sekolah. Beberapa anak memiliki kesulitan di suatu mata pelajaran, yang lain memiliki ketertarikan tinggi di bidang tersebut. Hal ini perlu diperhatikan bagi pihak sekolah untuk mendampingi anak autis dalam proses belajar.
Semua anak autis kaku
Ada yang kaku, ada yang tidak; beberapa anak memang perlu rutinitas yang jelas akan segala sesuatu. Namun, ada juga anak yang tidak bergantung pada aturan karena ia telah mengembangkan kemampuan sosial dan praktikal secara mandiri.
Nah, dengan mengetahui fakta tentang autisme, semoga kita bisa lebih terbuka dan tidak segan menjalin relasi dengan mereka, ya!
Ditulis oleh: Prisca Julian
Diedit oleh: Qurrota Aini
Sumber: Framingham, J. (2020, July 1). An Overview of Autism Spectrum Disorders. Retrieved from: https://psychcentral.com/autism/
Heartwell-Walker, M. (2018, October 8). Myths and Facts about Autistic Children. Retrieved from: https://psychcentral.com/lib/myths-and-facts-about-autistic-children/