Fellas, pernahkah kamu ingin melakukan konseling atau psikoterapi namun masih merasa ragu? Ingin mendapatkan pertolongan tapi merasa bisa menyelesaikan masalah sendiri padahal sebenarnya kamu membutuhkan bantuan profesional? Saat ini masih banyak orang yang enggan pergi ke psikolog atau psikiater karena stigma negatif yang beredar. Nah, agar kamu lebih yakin, kenali dulu 5 hal yang harus kamu ketahui sebelum pergi konseling atau psikoterapi.
Siapapun boleh datang ke psikolog atau psikiater
Beberapa diantara kita beranggapan bahwa orang yang datang ke psikolog atau psikiater adalah hanya mereka yang memiliki gangguan jiwa yang berat. Padahal, kita bisa berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk bisa meningkatkan kualitas hidup dengan langkah yang tepat. Kita juga bisa melakukan psikotes untuk mengetahui minat bakat seseorang.
Hasil yang didapat tidak instan
Manusia kadang mengharapkan hasil akhir yang cepat dalam kehidupannya. Di sisi lain, segala sesuatu pasti perlu melalui proses, begitupun ketika melakukan konseling atau psikoterapi. Biasanya sesi tidak langsung selesai hanya dengan 1-2 kali pertemuan saja namun ada beberapa sesi sesuai kebutuhan klien. Sepertinya terlihat tidak mudah, ya? Namun percaya, deh, ketika kamu mampu menyelesaikan, ada perasaan lega karena sudah mampu menghadapi sesi konseling sampai akhir.
Tidak memberikan solusi tetapi membantu menemukan solusi
Banyak yang mengira bahwa psikolog atau psikiater memiliki solusi atas semua permasalahan yang dialami manusia. Padahal, pada saat melakukan konseling atau terapi, psikolog dan klien akan bersama-sama mengidentifikasi masalah. Psikolog akan membimbing kamu sehingga dapat menemukan penyelesaian masalah yang mungkin tidak terpikirkan olehmu. Hal ini berguna supaya klien bisa melatih kemampuannya dalam menghadapi masalah sehingga tidak bergantung kepada psikolog.
Konseling dengan ahli berbeda dengan bercerita pada teman
Hubungan seseorang dengan psikolog akan berbeda dengan hubungan lainnya. Ketika menangani klien, psikolog akan menilai klien secara objektif yang tentunya akan berbeda dengan penilaian temanmu. Para ahli juga akan menjaga kerahasiaan klien sesuai kode etik yang berlaku.
Tidak menyalahkan atau merendahkan klien
Salah satu alasan seseorang tidak mau melakukan konseling yaitu khawatir disalahkan, dihakimi, atau direndahkan oleh psikolog. Dalam sesi konseling yang baik, hal seperti itu tidak akan dilakukan oleh para ahli. Seorang psikolog atau psikiater sudah seharusnya memahami dan membantu menangani permasalahan individu tanpa menyalahkan, menghakimi, apalagi merendahkan klien.
Semoga setelah membaca artikel ini kamu menjadi tidak ragu untuk datang ke psikolog atau psikiater ya, Fellas. Yuk, mulai lawan stigma masyarakat dan mulai peduli pada kesehatan mental untuk dirimu dan orang-orang di sekitar. Mencari pertolongan ketika membutuhkan bantuan itu hal tepat yang bisa kita lakukan, lho. Stay health and well ya, Fellas!
Ditulis oleh: Asyfira Noerkhailifa Asya
Diedit oleh: Fathin Nibras
Sumber:
Robinson, B. E. (2020, Mel 10), 10 Common Myths About Therapy. Retrieved from:
https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-right-mindset/202005/10-common-myths-about-therapy
Glasofer, D. R. (2020, November 20). Common Misconceptions About Psychotherapy. Retrieved from: https://www.verywellmind.com/common-misconceptions-about-psychotherapy-4067089