Pernahkah Alpas Fellas merasa marah? Tentu hampir semua individu perah marah, terlebih marah merupakan salah satu emosi dasar manusia. Kemarahan dapat berujung pada perilaku yang disesali, keputusan yang salah, bahkan perasaan yang terluka. Namun bagi sebagian orang, kemarahan dapat berdampak lebih serius.
Membahas mengenai emosi marah merupakan topik yang menarik, apalagi hampir semua individu pernah mengalaminya. Namun, tahukah Fellas ada berbagai fakta tentang kemarahan yang jarang diketahui? Selain itu, ada berbagai mitos tentang kemarahan yang ternyata salah. Yuk simak beberapa fakta dan mitos tentang kemarahan yang dikutip dari Nick Wignall, psikolog di The Cognitive Behavioral Institute of Albuquerque.
Kemarahan berbeda dengan agresi
Meski terlihat mirip, kemarahan dan agresi merupakan dua hal yang berbeda. Marah adalah emosi, sedangkan agresi merupakan perilaku. Untuk itu, agresi dapat dikatakan sebagai wujud dari kemarahan.
Kita tidak mampu mengontrol kemarahan secara langsung
Marah termasuk emosi dasar yang ada di diri kita sehingga tidak memiliki kemampuan secara langsung untuk mengontrolnya. Maksudnya bagaimana, tuh? Sebagai contoh, Fellas marah karena saat pulang kuliah tidak ada makanan di rumah. Fellas tidak mampu mengontrol kemarahan tersebut, namun Fellas mampu mengontrol emosi marah yang akan disalurkan.
Kita mampu mengontrol agresi
Kabar baiknya, karena agresi merupakan perilaku, kita memiliki kuasa untuk mengontrolnya. Beberapa orang mencoba untuk mengontrol kemarahan, namun jika tidak mampu ada dua hal negatif yang bisa terjadi. Dua hal tersebut adalah merasa kecewa dengan diri sendiri dan menyia-nyiakan sumber psikologis dalam diri.
Mengontrol kemarahan akan membuat sulit mengontrol agresi
Fellas, pernahkah kamu mencoba mengontrol kemarahan? Ternyata, terlalu mencoba mengontrol kemarahan berdampak pada sulitnya mengontrol agresi. Maka dari itu, menerima dan merasakan kemarahan yang muncul menjadi hal yang penting.
Mitos tentang mengekspresikan marah
Fellas, pernahkah kamu mendengar bahwa kemarahan perlu diekspresikan agar lega? Ternyata, mengekspresikan kemarahan tidak membantu meredakannya, malah membuat tambah parah. Namun, mendistraksi diri dengan melakukan hal lain atau tidak melakukan apa-apa, justru meredakan kemarahan.
Menurut Fellas, apakah kemarahan merupakan emosi negatif? Mungkin sebagian besar akan setuju karena kemarahan dapat menimbulkan perilaku negatif. Hanya karena kemarahan dapat menimbulkan agresi, bukan berarti kemarahan adalah emosi negatif. Perlu diketahui juga, kemarahan tidak melulu berujung pada agresi.
Nah, itu tadi beberapa fakta dan mitos tentang kemarahan yang perlu kita ketahui. Semoga setelah membaca artikel ini pengetahuan tentang kemarahan Fellas semakin bertambah, ya!
Sumber: Wignall, N. (2019). The Secret Life of Anger. Retrieved from https://nickwignall.com/secret-life-of-anger/
Ditulis oleh: Kinanti Priscilla Natalie
Diedit oleh: Fathin Nibras