Alpas Fellas, pernahkah mendengar istilah art therapy? Mungkin Fellas masih belum familiar bahwa seni dapat menjadi salah satu jenis terapi dalam kesehatan mental. Cek faktanya berikut ini yuk!
Terapi seni memiliki banyak manfaat
Menurut Cathy Malchiodi dalam bukunya The Art Therapy Sourcebook, terapi seni adalah sumber untuk memahami diri sendiri, perubahan emosi, dan pertumbuhan pribadi. Penggunaannya cukup luas, mulai dari anak-anak hingga orang tua, veteran perang, tahanan, orang-orang dengan disabilitas, hingga orang dengan gangguan psikologis.
Penerapan seni sebagai terapi sudah ada sejak tahun 1940-an
Margaret Naumburg adalah pendiri terapi seni yang mendefinisikan terapi seni sebagai bentuk lain dari psikoterapi pada tahun 1940-an. Naumburg memandang ekspresi seni sebagai cara untuk menggambarkan alam bawah sadar. Pengamatan ini turut memengaruhi sudut pandang psikoanalisis pada awal abad dua puluh. Menurutnya, penting mengungkap ketidaksadaran, sehingga bisa disimpulkan terapi seni dipengaruhi oleh psikoanalisis Freud. Selain membicarakannya, Naumburg juga meminta klien untuk menggambar impian-impian mereka saat praktik terapi seni.
Terapi seni berfokus pada “inner experience”
Menurut Malchiodi, terapi seni berusaha mengeksplorasi pengalaman batin, seperti perasaan, persepsi, dan imajinasi. Walaupun terapi seni melibatkan keterampilan dan teknik dalam seni, tetapi umumnya ditekankan pada pengembangan dan ekspresi gambar yang muncul dari dalam diri individu, dan bukan pada gambar di lingkungan sekitar.
Di Amerika Serikat, salah satu syarat terapis seni yaitu harus memiliki gelar master
American Art Therapy Association (AATA), organisasi terapis seni nasional yang didirikan tahun 1969 mensyaratkan gelar master terapi seni atau bidang terkait. Bukan hanya mempelajari ilmu psikologi, tetapi sebagian besar mahasiswa pascasarjana juga mempelajari studio art. Bahkan, mereka mungkin juga memerlukan portofolio seni yang menunjukkan kemahiran dalam menggambar, memahat, dan melukis. Wah, menarik ya Fellas!
Para terapis seni menggunakan berbagai teknik
Salah satunya, teknik imajinasi aktif yang diciptakan Carl Jung dengan mengasosiasikan pikiran atau perasaan yang muncul secara spontan di benak mereka. Tujuannya agar mendapatkan pemahaman yang mendalam. Kemudian, teknik Gestalt yang berfokus pada “here and now”. Klien aktif berdiskusi dengan mendeskripsikannya berdasarkan perspektif gambar tersebut. Jadi, Fellas seperti berbicara mengenai pengalaman pribadi melalui gambar. Lalu, teknik “third-hand” yang diciptakan Edith Kramer dengan ikut terlibat membantu klien membuat gambar tanpa mendistorsi karya seninya. Selain itu, masih ada teknik lainnya seperti musik, gerakan, dan tulisan.
Terapi seni berguna untuk mendapatkan keseimbangan emosi dan mental, serta penyembuhan. Saat Alpas Fellas merasa nyaman dan tenang ketika menggambar atau melakukan aktivitas seni lainnya, mungkin art therapy bisa menjadi pilihan yang cocok!
Ditulis oleh: Nani Yuliani
Diedit oleh: Qurrota Aini
Sumber:
Tartakovski, M. (2019, May 24). 5 Quick Facts about Art Therapy. Retrieved from https://psychcentral.com/blog/5-quick-facts-about-art-therapy/