ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah suatu kondisi gangguan mental yang terjadi pada anak dimana sulit untuk memusatkan perhatian dan pengendalian diri. Mereka cenderung impulsif dan hiperaktif. Menurut National Alliance on Mental Illness (NAMI), sekitar 9 persen anak-anak menderita ADHD, sementara sekitar 4 persen orang dewasa memilikinya. Meski ADHD umum ditemui di kalangan masyarakat, banyak mitos dan miskonsepsi yang mengelilinginya.
Anak perempuan tidak terkena ADHD
ADHD ditandai dengan sulit berkonsentrasi, perilaku impulsif, dan hiperaktif. Tidak semua anak perempuan lincah dan aktif, sayangnya karena stigma ini anak perempuan dengan ADHD menjadi tidak mendapat penanganan khusus. Akibatnya anak perempuan dengan ADHD akan mengalami gelisah, adanya gejala kepribadian antisosial, dan gangguan komordibitas lainnya saat dewasa.
Pola asuh yang buruk dapat menyebabkan ADHD
Banyak orang tua yang merasa bersalah karena pola asuh yang diterapkan berdampak negatif pada kehidupan anak mereka, termasuk dengan ADHD. Orang tua dengan anak ADHD kerap memberi hukuman konstan terhadap anak dengan gejala ADHD. Memang dapat merugikan dalam waktu jangka panjang, tapi bukan berarti itu menjadi sebab anak terkena ADHD. Inilah sebabnya intervensi profesional seperti psikoterapi dan obat-obatan sering diperlukan.
Orang dengan ADHD adalah pemalas
Stigma malas kerapkali melekat pada penderita ADHD karena tidak produktif dan termotivasi dengan temannya yang lain. Sebenarnya mereka memiliki semangat yang sama dengan orang lain namun mereka cenderung membutuhkan banyak struktur dan pengingat untuk menyelesaikan tugas. Kadang tugas sederhana yang dianggap orang lain bisa menjadi rumit bagi mereka. Dampak dari mitos ini membuat seseorang merassa gagal, tumbuh menjadi pribadi dengan harga diri yang buruk, dan kurang percaya diri.
Kondisi ADHD bukan masalah serius
Walaupun ADHD tidak mengancam jiwa, ADHD dapat memiliki implikasi serius pada kualitas hidup seseorang secara keseluruhan. Dibandingkan dengan populasi umum, orang dengan ADHD lebih cenderung memiliki masalah kegelisahan, gangguan mood, dan berujung pada penggunaan obat-obatan terlarang. Mereka sulit diberikan tanggung jawab pekerjaan yang rumit dan harus terus dipantau. Hal ini menyebabkan mereka takut kehilangan pekerjaan yang berdampak pada kehidupan pribadi.
ADHD bukan gangguan medis
Pada dasarnya, seseorang dengan ADHD memiliki perbedaan dalam perkembangan otak dan aktivitas otak yang memengaruhi aktivitas hariannya. Diantaranya adalah perhatian, kemampuan untuk duduk diam, dan pengendalian diri. Selain itu faktor genetik juga menentukan terjadinya ADHD pada seseorang.
Nah, itu tadi 5 kesalahan umum yang berkembang di masyarakat mengenai ADHD. Jika kalian masih melilhat ada miskonsepsi diatas, jangan ragu untuk menyebarkan informasi yang benar. Agar mereka yang mengalami ADHD tidak merasa terbebani, merasa didukung, dan lebih dihargai 🙂
Ditulis oleh: Nurul Izzatur R
Referensi:
Hasan, Shirin. (2017). ADHD. Retrieved from: https://kidshealth.org/en/parents/adhd.html.
Manipod, Vania. (2019). Debunking 5 Common Misconceptions About ADHD. Retrieved from: https://www.healthline.com/health/mental-health/adhd-myths-debunked#1.